MELALUI
POLA HIDUP SEHAT DAN BERTANGGUNGJAWAB
Saudara-saudara
terkasih
Selamat memasuki masa prapaskah, masa di mana kita berpuasa
dan berpantang yang diawali dengan tanda abu pada hari Rabu abu. Kita
berkesempatan untuk memberi waktu dan perhatian secara khusus dalam doa, puasa
dan aksi sebagai ungkapan pertobatan. Tobat adalah menyesal atas kesalahan dan
dosa yang sudah kita buat dengan cara membaharui diri kita sesuai dengan
tuntutan iman dan ajaran gereja. Dalam masa prapaskah, kita akan merenungkan
sengsara Yesus sampai dengan kebangkitanNya. Sengsara dan kebangkitan Tuhan
Yesus memberi harapan bagi kita untuk mengalami keselamatan .
Pada kesempatan masa
prapaskah tahun ini, Gereja mengajak kita untuk merenungkan tema “membangun
iman melalui pola hidup sehat dan bertanggungjawab”. Beriman bukan hanya soal
percaya pada Tuhan tetapi bagaimana kepercayaan itu mempengaruhi kehidupan yang
sehat dan bertanggungjawab.Iman mendasari segala tindakan kita untuk mencari
kehidupan yang sehat. Untuk itu kita harus menjalani hidup ini dengan penuh
tanggungjawab.
Tantangan yang kita hadapi sekarang ini adalah krisis moral
yang telah menghancurkan peradaban publik di segala bidang. Manusia tidak
menghargai budaya kehidupan. Perilaku manusia mengarah pada kehidupan yang
tidak menyehatkan. “ Lonceng kematian “ terjadi di mana-mana karena ulah
manusia yang tidak bertanggungjawab . Banyak orang sakit atau mati karena peri
laku tidak sehat dari manusia sendiri seperti peperangan, penghancuran
hutan, Miras , sex dan pornogarafi, makanan yang berkelebihan, keteraturan
hidup , sikap ketergantungan, pemborosan, pemerasan dan denda mendenda. Secara
sadar dan tidak sadar, Kita hidup dalam budaya kematian yang mengancam
peradaban zaman ini. Krisis iman dan moral
sebagai akar persoalan yang menyebabkan hidup menjadi tidak sehat dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai orang beriman.
Maka itu dalam masa prapaskah ini saya mengajak kita untuk merenungkan
tiga hal yaitu iman, hidup sehat dan tanggungjawab.
1.
Hidup Iman.
Iman adalah mendengar firman Tuhan dan melaksanakannya.
Firman Tuhan adalah nasehat –nasehat supaya kita hidup sehat dan
sejahtera. Semakin kita mendengar dan
melaksanakannya maka kita akan mengalami perubahan hidup , yang selalu membawa
harapan baru. Manusia selalu jatuh dalam kesulitan, penderitaan dan
masalah-masalah yang silih berganti. Manusia selalu rindu untuk hidup damai dan
sehat sejahtera. Melalui penderitaan dan kebangkitan Tuhan Yesus , kita belajar
bagaimana menjalani kehidupan ini agar
segala harapan dan kerinduan sebagai orang beriman dapat terpenuhi.
Melalui program evangelisasi pribadi, kita sudah menjalani
proses meningkatkan pengetahuan, penghayatan dan ketrampilan hidup sebagai
seorang beriman. Kita diajak untuk meningkatkan pengetahuan, penghayatan dan kesaksian tentang
firman Tuhan dan ajarah-ajaran agama. Kalau kita punya pengetahuan yang cukup, maka
apa yang kita tahu kita hayati dan apa yang kita hayati kita laksanakan. Orang
yang tidak belajar , orang itu tidak tahu apa isi firman Tuhan dan ajaran –
ajaran Gereja. Maka dia tidak tahu bagaimana menjalani hidup sebagai orang beriman dan tidak tahu bagaimana menjelaskan
iman dan agamanya kepada orang lain. Maka itu kita diajak untuk meningkatkan
keimanan kita a. L melalui kursus dan pelatihan Evangelisasi.
Pertobatan bisa dijalankan melalui belajar untuk mengetahui,
menghayati dan melaksanakan firman Tuhan
dan ajaran-ajaran gereja.
2.
Hidup Sehat
Ada ungkapan yang mengatakan
“Hidup sehat bukan tujuan segalanya tetapi tetapi kalau kita sakit, kita tidak bisa buat
segalanya”. Setiap orang merindukan untuk hidup sehat dan sejahtera. Kalau kita
sehat, kita bisa buat banyak hal dalam hidup ini. Sebaliknya kalau kita sakit ,
kita tidak bisa buat banyak karena tubuh kita tidak berdaya. Maka Kita hidup
bergantung pada kebaikan orang lain.
Hidup sehat menurut Injil bukan terbatas pada kehidupan fisik
tetapi juga kehidupan mental dan spiritual.
Maka itu keprihatinan Yesus memberi makna yang lebih luas. Keprihatinan
Yesus karena belaskasih-Nya, telah
menggerakkan Yesus membuat mujizat
orang buta dapat melihat, orang
lumpuh bisa berjalan, orang kerasukan setan di bebaskan , orang sakit bisa
sembuh, orang lapar diberi makan. Sekalipun Tuhan memberi kesembuhan dengan
alasan iman, namun pada hakekatnya hidup sehat menjadi kerinduan setiap
orang untuk dapat menjalani kehidupan
yang normal. Dan Tuhan berharap orang
yang menjadi sehat bisa memberi kesaksian.
Hidup sehat bergantung pada apa yang masuk dalam diri kita
dan apa yang keluar dari diri kita. Yang masuk dan keluar bisa membuat kita dan
orang lain menjadi sehat, kuat dan hidup. Tetapi sebaliknya kalau kita tidak
berwaspada maka apa yang masuk akan membuat kita tidak sehat dan apa yang
keluar membuat orang lain hidup tidak sehat dan sejahtera. Maka itu Tuhan berpesan kepada kita carilah
makanan yang membuat kamu tidak pernah lapar dan cari lah munuman yang membuat
kamu tidak pernah haus ( bdk Yoh 6 : 35 – 36 ). Pesan Yesus berisi harapan kepada
kita untuk berbalik pada Tuhan dan firmanNya sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Barangsiapa yang percaya
akan memperoleh hidup kekal. Tuhan menawarkan keselamatan bagi manusia untuk
membangun diri kita dan lingkungan yang sehat baik rohani maupun jasmani.
Ada ungkapan yang
mengatakan “hidup bukan untuk makan tetapi makan untuk hidup”. Makanan bukan
tujuan tetapi sebagai sarana untuk menjalani kehidupan kita yang sehat dan
sejahtera. Manusia yang jatuh dalam hawa nafsu dan serakah selalu mengejar
makanan tanpa memperhitungkan orang lain. Bahkan hak orang lain dikuras untuk
keserakahan dirinya. Hidup sehat adalah
hidup yang menjamin kesejahteraan diri kita dan orang lain. Maka itu segala
kelimpahan yang kita peroleh, kita berbagi dan memberdayakan mereka yang kekurangan.
Masa pertobatan adalah masa kita berpantang dan berpuasa
untuk mengendalikan segala keserakahan kita yang telah membuat kita dan sesama
serta lingkungan menjadi sakit dan menderita. Dengan berpantang dan berpuasa
kita belajar dan mempraktekkan hidup berbagi dan memberdayakan mereka yang
kecil dan tak berdaya supaya mereka juga dapat mengalami hidup sehat dan sejahtera.
3.
Hidup
bertanggungjawab
Setiap orang diberi tanggungjawab untuk membangun kehidupan
iman melalui pola hidup yang sehat. Sering tanggungjawab tersebut kita bebankan
pada orang lain. Padahal kita sendiri yang menyebabkan hidup kita kurang
beriman dan tidak sehat . Kita sendiri
yang tahu seberapa jauh kehidupan iman
dan kesehatan kita. Maka itu apa yang menjadi tanggungan kita, janganlah
dibebankan pada orang lain. Semakin banyak orang menderita karena harus memikul
tanggungjawab orang lain. Orang lain dibutuhkan sejauh beban kita melampaui batas kemampuan kita. Tapi pada
akhirnya jangan membiarkan hidup ini menjadi beban orang lain. Persoalan yang
kita hadapi sekarang ini bahwa banyak orang yang tidak menjalankan apa yang
menjadi tanggungannya.
Tanggungjawab iman menjadi tanggungan kita sendiri . Orang
lain tahu iman kita melalui apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan.
Dengan iman yang menjadi tanggujawab
kita, kita bisa buat yang baik dan menghindari yang jahat. Tetapi kalau iman
tidak mendasari kehidupan kita maka kita tidak tahu mana yang baik dan mana
yang jahat, mana yang suci dan mana yang dosa, mana yang benar dan mana yang
salah.
Tanggungjawab kita terhadap hidup sehat entah jasmani dan rohani akan turut menyehatkan diri
kita dan lingkungan kita. Hidup sehat adalah tanggungan kita masing-masing. Hidup
sehat atau sakit, dialami oleh kita sendiri. Segala tindakan yang membuat hidup
kita tidak sehat, maka kita sendiri yang akan memikul penderitaan dan membatasi
ruang gerak kita. Dan sebaliknya tanggung jawab hidup sehat yang kita jalani ,
akan membuka banyak kemungkinan untuk membantu orang lain.
Saudara-saudara
terkasih
Masa
prapaskah adalah saat yang tepat untuk kita merenungkan sengsara, wafat dan
kebangkitan Tuhan sebagai sumber kekuatan iman yang menginspirasi kita untuk membangun
kehidupan yang sehat dan sejahtera . Kita diberi tanggungjawab untuk
meningkatkan pengetahuan dan penghayatan
tentang iman dan hidup sehatdan
mewujudkan dalam kehidupan nyata.
Selamat
memasuki masa prapaskah dan selamat menjalankan puasa dan pantang . Tuhan
memberkati. Salam dan doaku. Uskup Keuskupan Timika, Mgr john Philip Saklil.
Tag: Keuskupan Timika-Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar