18/11/2014
Paus Fransiskus mengatakan kepada sekelompok dokter
Katolik bahwa bermain dengan kehidupan” manusia dengan cara-cara seperti
aborsi dan euthanasia adalah dosa, seraya menekankan bahwa setiap kehidupan
manusia, tidak peduli kondisi, adalah suci.
“Kita hidup dalam sebuah era eksperimen dengan
kehidupan. Tapi, sebuah eksperimen yang buruk… (kita) bermain dengan
kehidupan,” kata Paus dalam sebuah audiensi dengan 4.000 dokter Katolik yang
berkumpul di Aula Paulus VI, Vatikan, pada 15 November.
“Hati-hati, karena cara tersebut adalah dosa terhadap
Sang Pencipta: Melawan Tuhan Pencipta”.
Dalam pidatonya kepada anggota Ikatan Dokter Katolik
Italia untuk merayakan 70 tahun kelompok itu, Paus Fransiskus mengenang kembali
ketika ia masih sebagai seorang imam mendengar orang berkeberatan dengan posisi
Gereja tentang isu-isu kehidupan, khususnya sikap Gereja menentang aborsi.
Ia mengatakan aborsi adalah masalah agama dan
filsafat, serta juga “masalah ilmu pengatahuan, karena ada kehidupan seorang
manusia dan tidak boleh mengambil kehidupan manusia untuk menyelesaikan
masalah.”
Terlepas dari banyak keberatan ia telah mendengar ada
yang mengatakan bahwa pemikiran modern telah berkembang terkait masalah ini, Paus
menekankan, “Dalam pemikiran kuno dan dalam pemikiran modern, kata ‘membunuh’
berarti sama!”
“(Dan) hal yang sama berlaku untuk euthanasia,”
jelasnya, seraya mengamati bahwa akibat hasil dari “budaya sampah,
euthanasia tersembunyi dipraktekkan kepada lansia.”
Keyakinan bahwa aborsi sangat membantu wanita,
euthanasia sebagai “tindakan bermartabat,” atau “terobosan ilmiah untuk
‘menghasilkan anak (yang) dianggap legal dan bukannya diterima sebagai sebuah
anugerah,” katanya.
Paus mengatakan bahwa Injil memberikan gambaran
yang jelas tentang kasih sayang seperti Orang Samaria yang Baik, yang melihat
seorang menderita, memiliki rasa belas kasihan, mendekati dan membantu
dia.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pesat saat ini kemungkinan penyembuhan fisik telah meningkat secara drastis,
kata Paus.
Beberapa aspek ilmu kedokteran “tampaknya mengurangi
kemampuan untuk ‘mengurus’ orang tersebut, terutama ketika mereka sedang
menderita, rapuh dan tak berdaya,” katanya, seraya menjelaskan bahwa kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran hanya dapat meningkatkan kehidupan
manusia jika mereka mempertahankan dan berakar pada etika.
“Perhatian terhadap kehidupan manusia, khususnya bagi
mereka yang menghadapi kesulitan besar, yaitu, orang sakit, lansia, anak-anak,
sangat mempengaruhi misi Gereja,” kata Bapa Suci.
Sering kualitas hidup seseorang diukur dengan
kecantikan fisik dan kesejahteraan. “Dalam terang iman, kehidupan manusia
adalah suci,” katanya.
Paus Fransiskus mengatakan kepada kelompok tersebut
bahwa misi para dokter Katolik adalah menegaskan kesucian dan tidak dapat
mengganggu gugat kehidupan manusia, yang “harus dicintai, dibela dan dirawat.”
Ia mendorong mereka untuk bekerja sama dengan orang
lain, termasuk orang-orang dari berbagai agama, dalam upaya mempromosikan
martabat manusia sebagai kriteria dasar pekerjaan mereka, dan mengikuti pesan
Injil untuk mencintai setiap saat, terutama yang membutuhkan.
“Misi Anda sebagai dokter menempatkan Anda dalam
kontak sehari-hari dengan banyak bentuk penderitaan,” katanya, dan ia mendorong
mereka untuk meniru orang Samaria yang baik hati dalam merawat lansia, orang
sakit dan orang cacat.
Sumber:
ucanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar