Umat berdoa Rosario diserang, dianiaya dan dibubarkan oleh sekelompok orang berjubah
30/05/2014Umat Katolik yang sedang berdoa Rosario di Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Julius Felicianus di Desa Tanjungsari, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diserang, dianiaya dan dibubarkan oleh sekelompok orang berjubah.
Julius juga dikeroyok gerombolan orang tak dikenal itu. Penyerangan dan penganiayaan ini terjadi ketika rumah Julius dipakai untuk doa Rosario. Doa Rosario ini adalah kegiatan rutin umat Katolik secara bergantian dari rumah ke rumah pada setiap bulan Mei, yang adalah Bulan Maria.
Julius mengatakan, awalnya dirinya tengah berada di kantor mengikuti acara doa bersama antar umat beragama. Di tengah acara ia ditelepon anaknya yang memberitahu bahwa rumahnya yang tengah dijadikan tempat ibadah diserang oleh sekelompok orang.
“Anak saya telepon kalau rumah diserang, lalu saya bersama 3 teman langsung meluncur ke rumah,” ujar Julius Felicianus di Sleman, Yogyakarta, Kamis (29/5/2014) malam.
Sesampainya dirumah, Julius mendapati kondisi rumah seperti jendela sudah dalam keadaan rusak. Sementara suasana sudah sepi dari penyerang. Dia juga melihat beberapa motor milik umat yang terparkir di halaman dalam keadaan jatuh.
Selang 10 menit kemudian, belasan orang yang mengenakan jubah kembali datang. Mereka datang mengendarai sepeda motor. Mereka lalu menganiaya Julius dengan memukuli dan menginjak-injak. Kepalanya mengalami sobek akibat ditimpa dengan pot.
“Mereka juga menimpa kepala saya dengan pot dan memukul bahu saya dengan besi,” jelas Julius.
Julius menuturkan, penyerangan ke rumahnya terjadi sebanyak 2 kali. Penyerangan pertama terjadi pukul 20.30 WIB dan penyerangan kedua terjadi pukul 21.20 WIB. Julius mengaku tidak hanya dirinya yang dipukul, tapi juga umat yang saat itu melakukan doa Rosario yang juga mengalami penganiayaan.
Kondisi Julius Felicianus setelah diserang (Foto)
Bahkan salah satu wartawan Kompas TV, Michael Aryawan, yang datang untuk meliput dipukul di kepala dan wajahnya. Pelaku yang berjumlah 4 orang itu langsung merampas handycam.
Menurut Julius, ada dua orang yang dikenalnya yang melakukan penyerangan. Mereka tinggal tidak jauh dari desa tersebut. Saat ini kasus penganiayaan ini tengah ditangani kepolisian.
Polisi buru pelaku
Kepolisian DIY menyatakan akan menindak tegas pelaku pembubaran acara agama, penganiayaan umat, dan perusakan rumah pada Kamis malam 29 Mei 2014.
“Kami sudah mengetahui beberapa orang yang melakukan penganiayaan dan perusakan rumah milik Julius. Nama-nama beberapa pelaku sudah kami peroleh. Poliis sedang mengejar mereka,” kata Kabid Humas Polda DIY AKBP Any Pudjiastuti kepada VIVAnews, Jumat 30 Mei 2014.
Polres Sleman dibantu Polda DIY telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan dari pemilik rumah dan beberapa jemaah yang sama-sama menjadi korban. Hingga saat ini polisi belum mengetahui motivasi pelaku penganiayaan terhadap umat tersebut.
Sementara Julius mengatakan tahu identitas beberapa pelaku penganiayaan jemaah. “Salah satu pelakunya tetangga saya sendiri. Dia mengontrak rumah tepat di depan rumah saya,” ujar dia.
Selain Julius, para jemaah lain yang sedang khusyuk berdoa juga menjadi korban penganiayaan sehingga harus dirawat di rumah sakit. “Ada ibu-ibu yang dipukuli,” kata dia.
Sumber: liputan6.com, detik.com, vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar