Antara Fenomena dan Harapan
Oleh: Roni (Keuskupan:
Manokwari - Sorong)
Pengantar
Tulisan ini saya buat, selain
sebagai pemenuhan akan tugas, tetapi juga mau menelusuri, memahami dan
merefleksikan tentang kehidupan manusia yang saling menindas satu sama lainnya. Penindasan, pejajahan dan “point-point”
yang lain semacam itu sudah ada sejak zaman dulu. hal ini memang tak dapat
dipungkiri dan serasa selalu berdampingan dengan hidup manusia. Sehingga, saya
perlu merefleksikan hal ini karena selain menarik buat saya, juga mau menambah
pengetahuan saya sebagai calon imam yang memang harus tahu tentang ini. Juga
mau menjawab akan pentingnya hidup refleksi.” Hidup tanpa refleksi adalah
sebuah kesia-siaan belaka”, kata seorang filsuf kuno, socrates. Oleh karena itu,
saya mau mengoreskan sedikit refleksi saya tentang masalah ini.
Situasi Bangsa Israel
Kata penindasan, penjajahan
sudah tidak asing lagi buat saya. Kata – kata sejenis ini sudah sering
dilakukan oleh manusia sejak dulu. hal ini bisa dilihat dari situasi bangsa
israel yang ditindas oleh bangsa mesir. Salah satu penindasan yang dialami oleh
bangsa israel ialah dipekerjakan secara paksa. Hal ini sangat terlihat pada
masa itu. Penindasan bangsa mesir terhadap bangsa israel bisa dibaca dalam kitab
keluaran dan secara khusus pada bab satu. Disini dituliskan bagaimana kesulitan
hidup yang dialami oleh bangsa israel.
Penindasan demi penindasan terus dilancarkan oleh bangsa mesir kepada bangsa
israel. Penindasan ini harus diterima bangsa israel walaupun dengan terpaksa.
Bangsa israel sangat dibuat derita oleh bangsa mesir. Sangkin deritanya
sampai-sampai mereka merasa ditinggalkan oleh Allah. Mereka sungguh merasakan
kepahitan hidup yang didapat dari bangsa mesir. Namun, dibalik penderitaan itu
Allah mempunyai recana lain. Allah mengirimkan seorang penolong yang bisa
membawa mereka keluar dari penderitaan yang besar ini. Tokoh yang dipercayakan
oleh Tuhan untuk membawa bangsa israel keluar dari mesir ialah Musa. Dengan
campur tangan dari Tuhan. Musa mampu membawa bangsa israel keluar dari mesir.
Berbagai macam perasaan yang muncul dari bangsa mesir. Mereka marah, tidak
terima diperlakukan seperti itu oleh bangsa mesir. Namun, kemampuan mereka
untuk melawan belum memungkinkan.
Penindasan, kerja paksa yang
dilakukan oleh bangsa mesir terhadap bangsa israel. Sebenarnya mau menjawab
kegelisahan, kecemasan dan ketakutan bangsa mesir terhadap bangsa israel.
Bangsa mesir merasa terancam melihat jumlah bangsa israel yang mengalami
pertambahan dari saat ke saat. Sampai-sampai jumlah meraka jauh lebih banyak
dari bangsa mesir. Dengan ketakutan inilah yang membuat mereka semakin
semena-mena dalam memperlakukan bangsa israel.
Dengan kegagahan dan
ketangguhan Musa yang berasal dari Allah. Membuat Musa mampu mengalahkan Raja
Firaun dan bisa membawa bangsa israel keluar dari mesir. Harapan untuk bebas
mulai muncul melalui wajah Musa. Dengan ini juga membuat bangsa israel semakin
yakin bahwa Allah ada dipihak mereka. Walaupun dalam perjalanan waktu terkadang
mereka meninggalkan Allah.
Bagaimana Dengan Situasi di Papua?
Apa yang dialami bangsa papua
tidak berbeda jauh dengan apa yang dialami bangsa israel pada masa itu.
Masyarakat papua memang bebas dari penjajahan dan penindasan bangsa Belanda. Tetapi
sampai sekarang masyarakat papua hidupnya tidak makmur, aman karena masih
adanya penindasan dan kekerasan dari bangsanya sendiri yaitu bangsa indonesia.
Kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan indonesia terhadap masyarakat
papua sudah seringkali terjadi diseluruh wilayah papua. Sebenarnya, hal apa yang menyebabkan penindasan dari aparat indonesia
terhadap masyarakat papua bisa terjadi??? Menurut hemat saya yang bertolak
dari apa yang dialami bangsa israel ialah, pihak pemerintahan indonesia merasa
terancam dengan sorakan dan tindakan – tindakan dari para tokoh pejuang papua
dan masyarakat papua sendiri yang berbau pemisahan diri dari masyarakat
indonesia. Masyarakat papua ingin hidup makmur dan bebas dari penindasan yang
sampai sekarang masih terjadi. Selain itu, berdasarkan sejarahnya juga
sebenarnya orang – orang papua sudah dinyatakan merdeka sejak tahun 1961.
Sehingga, pantaslah masyarakat papua meneriakan “kembalikan kemerdekaan kami” ditengah situasi yang semakin hancur
untuk orang – orang papua.
Teriakan dan tindakan yang
dilakukan oleh para tokoh pejuang papua dan masyarakat papua untuk merdeka.
Sekali saya katakan kalau hal itu membuat pihak pemerintahan tidak nyaman.
Pihak pemeritah merasa bahwa akan terjadi kerugian yang sangat besar apabila
mereka menghendaki atau mengabulkan apa yang menjadi keinginan dari masyarakat
papua saat ini. Dengan ini membuat pihak pemerintah harus menurunkan aparat
keamanan dengan jumlah besar ke tempat – tempat yang dianggap berbahaya, perlu
dan mendesak. Tempat – tempat seperti itulah diletakkan banyak aparat keamanan
indonesia.
Dengan adanya aparat keamanan
tidak membuat masyarakat papua merasa aman,
nyaman. Malah sebaliknya. Masyarakat papua diperlakukan secara kasar,
tidak layak sampai pada tingkat pembunuhan. Seakan – akan pihak pemerintah
mengijinkan aparat untuk membunuh siapa saja yang dianggap bisa mengacam
program dan tujuan dari pemerintah. Salah satu tokoh yang dibunuh karena
dianggap mengacam pemerintah pusat ialah Theis. Ia dibunuh karena ia adalah
tokoh yang berpengaruh dalam masalah ini, masalah kemerdekaan papua. Perlu
diketahui bahwa pembunuhan ini tidak hanya terjadi pada theis, tetapi juga
dialami oleh ribuan masyarakat papua. Disini terjadi pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) secara besar – besaran.
Masalah seperti ini tidak bisa
dibiarkan begitu saja. Masalah yang terjadi tidak hanya melanggar tata hukum
negara, tetapi juga juga gereja. Saya sebagai umat katolik dan juga calon imam,
apa yang harus saya lakukan melihat
situasi yang seperti ini? Apakah saya juga harus memperjuangkan kemerdekaan
atau tidak??? Kalau masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM), masalah
pelanggaran harkat matabat manusia. saya sebagai calon imam memang harus
memperjuankan hal tersebut. Tetapi kalau kemerdekaan, apakah menjadi sebagian
besar dari tugas seorang pastor???
Saya belum bisa memberikan
solusi, karena saya juga belum terlalu paham dengan masalah – masalah seperti
ini. Namun, masyarakat papua memang butuh dibela, butuh sosok Musa yang bisa
membawa masyarakat papua kearah kemakmuran hidup. Siapakah orang yang memiliki
sosok seperti Musa, bisa membawa masyakat papua kekehidupan yang damai dan
sejahtera dengan berlandaskan pada Yesus Kristus???
Kesimpulan
Semua makluk ciptaan Tuhan
mengiginkan kehidupan yang nyaman dan aman. Demikian pula dengan manusia yang
juga merupakan ciptaan Tuhan. Mengiginkan kebahagian, kebesan dan kemakmuran
dalam hidup. Masyarakat israel dan masyarakat papua dalam hal ini mengiginkan
kebahagian hidup. Selain itu, manusia juga tidak mau kebahagian dan tujuannya
terancam. Terlebih para penguasa. Sehingga, ketika mereka merasa terancam.
Mereka akan melakukan berbagai macam cara untuk melindungi tujuan atau program
yang sudah mereka buat. Agar kebahagian mereka tetap terjamin. Itulah yang saya
tangkap dari situasi bangsa israel dengan penjajahnya yaitu bangsa mesir dan
situasi masyarakat papua dengan penjajahnya yaitu pemerintahan pusat bersama
dengan tangan – tangannya.
SELAMAT MEMBACA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar