Jumat, 20 Februari 2015

OSCAR ROMERO DAN POLITIK KANONISASI

Oscar Romero dan politik kanonisasi

11/02/2015
Oscar Romero dan politik kanonisasi thumbnail
P.William Grimm, MM
Pada 30 Oktober 1984 jasad Pastor Jerzy Popieluszko ditemukan di sumber air di Polandia. Imam yang tegas dan dikenal secara internasional dalam menentang regim komunisme, dianiaya hingga tewas oleh agen polisi keamanan pemerintah.
Tidak lama setelah itu, petugas di Vatikan, kemungkinan untuk  mencari perhatian dari paus asal Polandia [Yohanes Paulus II], meminta agar Popieluszko dikanonisasi sebagai martir. Dia kemudian dibeatifikasi tahun 2010, 25 tahun setelah kematiannya.
Pada 24 Maret, 1980, Uskup Agung San Salvador Mgr. Oscar Romero ditembak secara keji di altar ketika sedang merayakan Misa. Uskup agung yang tegas dan dikenal secara internasional menentang penidasan dan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah El Salvador terhadap rakyatnya sendiri.
Saat ini, 35 tahun setelah dia ditembak, Paus Fransiskus mengatakan bahwa  kemartiran Romero  dan proses pengakuan atas dirinya sebagai orang kudus sudah semestinya dipercepat setelah mengalami penundaan di Vatikan.
Jelaslah bahwa jika Paus Fransiskus yang berasal dari Amerika Latin tidak menindaklanjuti proses tersebut, Romero akan selamanya terkubur dalam dokumen-dokumen di lemari Vatikan seperti halnya namanya terukir di katedral di San Salvador.
Penundaan itu tidak masuk akal karena di seluruh Amerika Latin bahkan di seluruh dunia Romero bahkan sudah dianggap sebagai seorang orang kudus. Gereja Anglikan bahkan telah menetapkan hari dalam kalendernya untuk menghormati Romero, juga Gereja Lutheran. Gereja Katolik yang ia layani akhirnya harus mengejar ketertinggalan baik dengan umat Katolik sendiri maupun non-Katolik dalam mengakui salah satu martirnya.
Mengapa tertunda? Jawabannya hanya satu kata: politik.
Selama ini kemartiran dan politik sangat berhubungan erat. Kemunculan fundamentalis Hindu dan Islam akhir-akhir ini yang membunuh banyak orang Kristen, biasanya dilakukan lebih dengan alasan politik daripada agama.
Pada zaman Kekaisaran Romawi, orang-orang Kristen yang menolak untuk mengikuti ritual menyembah kaisar dihukum karena dianggap sebagai ancaman bagi sistim politik ketika itu. Di Jepang pada abad ke-17, orang-orang Kristen dibunuh sebagai ‘fifth column’ yang mendukung kolonialisme Eropa. (“Firth coloumn” adalah istilah untuk sekelompok orang yang tidak setuju dengan kelompok yang lebih besar, misalnya negara)
Popieluszko dan Romero tidak dibunuh ketika mereka karena mereka berdoa. Mereka dibunuh karena doa-doa mereka mendorong mereka untuk menentang sistim politik yang menindas.
Akan tetapi, politik tidak hanya menjadi perhatian para pembunuh. Proses penentuan sebagai orang kudus pun ditandai, dan kadang-kadang dinodai, oleh politik.
Sebagai contoh Joan of Arc, yang dibakar hidup-hidup oleh Inggris setelah dia memimpin pasukan melawan mereka. Pengadilan dan hukuman atas dirinya sangat politis. Apa yang dia lakukan juga sangat politis. Dia tidak memimpin pasukan atas nama Kerajaan Allah, tetapi atas nama Kerajaan Prancis dan pengangkatan Charles VII sebagai penguasa.
Kanonisasi Joan of Arch juga mengadung aspek politik. Kendati dia dieksekusi tahun 1431, kanonisasi atas dirinya baru dilakukan tahun 1920. Ada banyak upaya selama bertahun-tahun oleh orang-orang Katolik di Prancis agar Joan dikanonisasi. Akan tetapi mengapa baru dilakukan hampir setengah abad setelah kematiannya?
Ada jawaban sedikit atas tahun tersebut, setelah Perang Dunia I dan Revolusi Rusia berakhir.
Pada satu titik selama pembantaian besar-besaran hampir setengah dari desa-desa di Front Barat Prancis memberontak. Meskipun dorongan utama dari pemberontakan itu adalah semangat para pasukan yang terus menerus dikirim untuk dibunuh, elemen lain yaitu kabar tentang revolusi yang akhirnya menyebabkan munculnya pemerintahan komunis di Rusia.
Mungkinkah kanonisasi Joan setidaknya sebagian sebagai langkah politik untuk mengembalikan kebanggaan Prancis dalam tradisi militer, dan sebagian lagi melawan komunisme, yang merupakan induk ateisme?
Hal ini membawa kita kembali kepada reaksi Vatikan yang kontras terhadap para pembunuh Popieluszko dan Romero.
Pastor Polandia itu secara terbuka menentang sistim politik komunis.
Uskup Agung Salvador sedang menghadapi system politik yang menentang komunisme dan mengaku membela Gereja dan masyarakat dari pengaruh teologi pembebasan sayap kiri.
Akan tetapi, kenyataan bahwa Romero memihak orang-orang yang sama yang juga dibela oleh ateis sayap kiri atau mengakui memihak -yakni orang-orang yang tidak punya kekuatan apa-apa, orang miskin, yang tertindas, terpinggirkan, telah membuatnya seseorang yang dicurigai di Roma.
Vatikan akan dengan sendirinya lebih ramah kepada imam Polandia yang menentang para pemberontak yang tak bertuhan.
Tidak bisa dipahami bahwa pembunuhan atas seluruh desa dan pembunuhan terhadap uskup agung, tidak peduli apapun alasan para pelaku, hanya dilihat sebagai tindakan yang tidak berketuhanan.
Tetapi, ketegasan Romero menggangu para uskup di Roma yang secara fisik merasa nyaman, membuat secara moral tidak nyaman oleh apa yang tampaknya mendukung kritik sayap kiri. Itu makanya kanonisasi Romero tidak ke mana-mana, bahkan ketika orang-orang El Salvador mengikuti kebiasaan kuno, secara de facto kanonisasi lokal.
Sekarang kita punya paus yang meningatkan kita bahwa perdamaian sejati tidak “bertindak sebagai dalih untuk membenarkan suatu struktur sosial yang membungkam atau menindas orang miskin, sehingga orang yang lebih kaya bisa dengan tenang mendukung gaya hidup mereka, sementara yang lain harus berjuang keras untuk bertahan hidup.
Tuntutan yang melibatkan distribusi kekayaan, kepedulian terhadap orang miskin dan hak asasi manusia tidak bisa ditekan dengan kedok menciptakan konsensus di atas kertas atau perdamaian sementara untuk kelompok minoritas yang puas. Martabat pribadi manusia dan kebaikan bersama lebih tinggi dari kenyamanan mereka yang menolak untuk menanggalkan keistimewaan mereka. Ketika nilai-nilai ini terancam, suara kenabian harus dinaikkan. (Evangelii Gaudium, 218)
Pastpr Jerzy Popieluszko dan Uskup Agung Oscar Romero sudah meninggikan suara kenabian itu.
Pada akhirnya, apakah bertujuan meredakan bos Amerika Latin mereka atau karena telah menyadari bahwa politik mereka sendiri telah menghambat Gereja dalam mengenali martirnya, birokrat Vatikan melanjutkan kanonisasi Oscar Romero.
Gereja tidak akan membuat Romero lebih suci dari orang-orang kudus lainnya. Jawaban mereka terhadap rahmat Tuhanlah yang menentukannya. Gereja hanya mengakui teladannya dan menyatakan kepada dunia sebagai orang yang layak ditiru; dan itu akan memiliki dampak politis bagi mereka yang percaya.
P. William Grimm, MM adalah publisher ucanews.com, dan tinggal di Tokyo.

Selasa, 17 Februari 2015

SURAT GEMBALA PRAPASKAH USKUP TIMIKA PAPUA 2015 "MEMBANGUN IMAN MELALUI POLA HIDUP SEHAT DAN BERTANGGUNGJAWAB"

MEMBANGUN IMAN
MELALUI POLA HIDUP SEHAT DAN BERTANGGUNGJAWAB

Saudara-saudara terkasih

Selamat memasuki masa prapaskah, masa di mana kita berpuasa dan berpantang yang diawali dengan tanda abu pada hari Rabu abu. Kita berkesempatan untuk memberi waktu dan perhatian secara khusus dalam doa, puasa dan aksi sebagai ungkapan pertobatan. Tobat adalah menyesal atas kesalahan dan dosa yang sudah kita buat dengan cara membaharui diri kita sesuai dengan tuntutan iman dan ajaran gereja. Dalam masa prapaskah, kita akan merenungkan sengsara Yesus sampai dengan kebangkitanNya. Sengsara dan kebangkitan Tuhan Yesus memberi harapan bagi kita untuk mengalami keselamatan .

 Pada kesempatan masa prapaskah tahun ini, Gereja mengajak kita untuk merenungkan tema “membangun iman melalui pola hidup sehat dan bertanggungjawab”. Beriman bukan hanya soal percaya pada Tuhan tetapi bagaimana kepercayaan itu mempengaruhi kehidupan yang sehat dan bertanggungjawab.Iman mendasari segala tindakan kita untuk mencari kehidupan yang sehat. Untuk itu kita harus menjalani hidup ini dengan penuh tanggungjawab.

Tantangan yang kita hadapi sekarang ini adalah krisis moral yang telah menghancurkan peradaban publik di segala bidang. Manusia tidak menghargai budaya kehidupan. Perilaku manusia mengarah pada kehidupan yang tidak menyehatkan. “ Lonceng kematian “ terjadi di mana-mana karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab . Banyak orang sakit atau mati karena peri laku tidak sehat dari manusia sendiri  seperti peperangan, penghancuran hutan, Miras , sex dan pornogarafi, makanan yang berkelebihan, keteraturan hidup , sikap ketergantungan, pemborosan, pemerasan dan denda mendenda. Secara sadar dan tidak sadar, Kita hidup dalam budaya kematian yang mengancam peradaban zaman ini. Krisis iman dan moral  sebagai akar persoalan yang menyebabkan hidup menjadi tidak sehat dan tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai orang beriman.
Maka itu dalam masa prapaskah ini saya mengajak kita untuk merenungkan tiga hal yaitu iman, hidup sehat dan tanggungjawab.

1.      Hidup Iman.

Iman adalah mendengar firman Tuhan dan melaksanakannya. Firman Tuhan adalah nasehat –nasehat supaya kita hidup sehat dan sejahtera.  Semakin kita mendengar dan melaksanakannya maka kita akan mengalami perubahan hidup , yang selalu membawa harapan baru. Manusia selalu jatuh dalam kesulitan, penderitaan dan masalah-masalah yang silih berganti. Manusia selalu rindu untuk hidup damai dan sehat sejahtera. Melalui penderitaan dan kebangkitan Tuhan Yesus , kita belajar bagaimana menjalani kehidupan ini  agar segala harapan dan kerinduan sebagai orang beriman dapat terpenuhi.

Melalui program evangelisasi pribadi, kita sudah menjalani proses meningkatkan pengetahuan, penghayatan dan ketrampilan hidup sebagai seorang beriman.  Kita  diajak untuk meningkatkan  pengetahuan, penghayatan dan kesaksian tentang firman Tuhan dan ajarah-ajaran agama. Kalau kita punya pengetahuan yang cukup, maka apa yang kita tahu kita hayati dan apa yang kita hayati kita laksanakan. Orang yang tidak belajar , orang itu tidak tahu apa isi firman Tuhan dan ajaran – ajaran Gereja. Maka dia tidak tahu bagaimana menjalani hidup sebagai orang  beriman dan tidak tahu bagaimana menjelaskan iman dan agamanya kepada orang lain. Maka itu kita diajak untuk meningkatkan keimanan kita a. L melalui kursus dan pelatihan Evangelisasi.
Pertobatan bisa dijalankan melalui belajar untuk mengetahui, menghayati dan melaksanakan  firman Tuhan dan ajaran-ajaran gereja.

2.      Hidup Sehat

Ada ungkapan yang mengatakan  “Hidup sehat bukan tujuan segalanya tetapi  tetapi kalau kita sakit, kita tidak bisa buat segalanya”. Setiap orang merindukan untuk hidup sehat dan sejahtera. Kalau kita sehat, kita bisa buat banyak hal dalam hidup ini. Sebaliknya kalau kita sakit , kita tidak bisa buat banyak karena tubuh kita tidak berdaya. Maka Kita hidup bergantung pada kebaikan orang lain.

Hidup sehat menurut Injil bukan terbatas pada kehidupan fisik tetapi juga kehidupan mental dan spiritual.  Maka itu keprihatinan Yesus memberi makna yang lebih luas. Keprihatinan Yesus karena  belaskasih-Nya,  telah  menggerakkan Yesus membuat mujizat  orang buta  dapat melihat, orang lumpuh bisa berjalan, orang kerasukan setan di bebaskan , orang sakit bisa sembuh, orang lapar diberi makan. Sekalipun Tuhan memberi kesembuhan dengan alasan iman, namun pada hakekatnya hidup sehat menjadi kerinduan setiap orang   untuk dapat menjalani kehidupan yang normal. Dan Tuhan berharap   orang yang menjadi sehat bisa memberi kesaksian.

Hidup sehat bergantung pada apa yang masuk dalam diri kita dan apa yang keluar dari diri kita. Yang masuk dan keluar bisa membuat kita dan orang lain menjadi sehat, kuat dan hidup. Tetapi sebaliknya kalau kita tidak berwaspada maka apa yang masuk akan membuat kita tidak sehat dan apa yang keluar membuat orang lain hidup tidak sehat dan sejahtera.  Maka itu Tuhan berpesan kepada kita carilah makanan yang membuat kamu tidak pernah lapar dan cari lah munuman yang membuat kamu tidak pernah haus ( bdk Yoh 6 : 35 – 36 ). Pesan Yesus berisi harapan kepada kita untuk berbalik pada Tuhan dan firmanNya sebagai jalan,  kebenaran dan hidup. Barangsiapa yang percaya akan memperoleh hidup kekal. Tuhan menawarkan keselamatan bagi manusia untuk membangun diri kita dan lingkungan yang sehat baik rohani maupun jasmani.

Ada ungkapan  yang mengatakan “hidup bukan untuk makan tetapi makan untuk hidup”. Makanan bukan tujuan tetapi sebagai sarana untuk menjalani kehidupan kita yang sehat dan sejahtera. Manusia yang jatuh dalam hawa nafsu dan serakah selalu mengejar makanan tanpa memperhitungkan orang lain. Bahkan hak orang lain dikuras untuk keserakahan dirinya.  Hidup sehat adalah hidup yang menjamin kesejahteraan diri kita dan orang lain. Maka itu segala kelimpahan yang kita peroleh, kita berbagi dan memberdayakan mereka yang kekurangan.

Masa pertobatan adalah masa kita berpantang dan berpuasa untuk mengendalikan segala keserakahan kita yang telah membuat kita dan sesama serta lingkungan menjadi sakit dan menderita. Dengan berpantang dan berpuasa kita belajar dan mempraktekkan hidup berbagi dan memberdayakan mereka yang kecil dan tak berdaya supaya mereka juga dapat mengalami hidup  sehat dan sejahtera.

3.      Hidup bertanggungjawab

Setiap orang diberi tanggungjawab untuk membangun kehidupan iman melalui pola hidup yang sehat. Sering tanggungjawab tersebut kita bebankan pada orang lain. Padahal kita sendiri yang menyebabkan hidup kita kurang beriman dan tidak sehat .  Kita sendiri yang tahu seberapa jauh kehidupan iman  dan kesehatan kita. Maka itu apa yang menjadi tanggungan kita, janganlah dibebankan pada orang lain. Semakin banyak orang menderita karena harus memikul tanggungjawab orang lain. Orang lain dibutuhkan sejauh beban kita  melampaui batas kemampuan kita. Tapi pada akhirnya jangan membiarkan hidup ini menjadi beban orang lain. Persoalan yang kita hadapi sekarang ini bahwa banyak orang yang tidak menjalankan apa yang menjadi tanggungannya.
Tanggungjawab iman menjadi tanggungan kita sendiri . Orang lain tahu iman kita melalui apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan. Dengan iman  yang menjadi tanggujawab kita, kita bisa buat yang baik dan menghindari yang jahat. Tetapi kalau iman tidak mendasari kehidupan kita maka kita tidak tahu mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang suci dan mana yang dosa, mana yang benar dan mana yang salah.

Tanggungjawab kita terhadap hidup sehat entah  jasmani dan rohani akan turut menyehatkan diri kita dan lingkungan kita. Hidup sehat adalah tanggungan kita masing-masing. Hidup sehat atau sakit, dialami oleh kita sendiri. Segala tindakan yang membuat hidup kita tidak sehat, maka kita sendiri yang akan memikul penderitaan dan membatasi ruang gerak kita. Dan sebaliknya tanggung jawab hidup sehat yang kita jalani , akan membuka banyak kemungkinan untuk membantu orang lain.

Saudara-saudara terkasih

Masa prapaskah adalah saat yang tepat untuk kita merenungkan sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan sebagai sumber kekuatan iman  yang menginspirasi kita untuk membangun kehidupan yang sehat dan sejahtera . Kita diberi tanggungjawab untuk meningkatkan pengetahuan dan  penghayatan  tentang iman dan hidup sehatdan mewujudkan dalam kehidupan nyata.

Selamat memasuki masa prapaskah dan selamat menjalankan puasa dan pantang . Tuhan memberkati. Salam dan doaku. Uskup Keuskupan Timika, Mgr john Philip Saklil.


Tag: Keuskupan Timika-Papua

Senin, 09 Februari 2015

SANANA GUSMAO MENAWARKAN PENGUNDURAN DIRI SEBAGAI PERDANA MENTERI TIMOR LESTE

Gusmao menawarkan pengunduran diri

09/02/2015
Gusmao menawarkan pengunduran diri thumbnail

Pejuang Timor Leste Xanana Gusmao telah mengajukan pengunduran diri sebagai perdana menteri, kata pemerintah pada Jumat.
Pejuang kemerdekaan berusia 68 tahun itu telah lebih dari satu dekade memimpin negara setengah pulau itu selama bertahun-tahun sejak kemerdekaan.
Kini presiden harus memutuskan apakah akan menerima pengunduran diri Gusmao, yang telah menjabat sebagai presiden atau perdana menteri sejak Timor Leste merdeka tahun 2002 dari Indonesia.
Penarikan diri Gusmao membuat Timor Leste yang mayoritas Katolik itu akan kehilangan tokoh pemersatu di kancah politik yang telah membantu penyelesaian berbagai krisis, tetapi para analis mengatakan sudah saatnya bagi Gusmao mundur untuk memungkinkan generasi baru memimpin.
Spekulasi telah meningkat bahwa Gusmao akan mundur setelah ia mulai pembicaraan dengan Presiden Taur Matan Ruak awal pekan ini tentang perbaikan besar pemerintah, yang diharapkan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, pemerintah mengatakan bahwa Gusmao “telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan perdana menteri kepada presiden”.
“Sekarang tunggu presiden untuk mempertimbangkan dan menanggapi surat pengunduran diri.”
Jika permohonan itu diterima, maka Gusmao akan tetap menjabat sebagai perdana menteri sampai penggantinya dilantik.
“Semua pejabat pemerintah bekerja dengan tenang di masa transisi sampai pemerintah baru dilantik,” tambah pernyataan itu.
Tidak jelas, apakah Gusmao akan tetap berperan di pemerintahan baru, atau siapa yang akan menggantikan dia. Pengamat mengatakan ia dapat berperan untuk memastikan kelancaran transisi.
Dalam pernyataan sebelumnya, pihak berwenang mengatakan pembicaraan sedang berlangsung terkait “restrukturisasi pemerintah”.
Pihak berwenang ingin “mengurangi jumlah eksekutif untuk membuat badan itu lebih efisien dan fungsional berfokus pada hasil, dan memungkinkan kesempatan bagi generasi muda untuk memimpin guna memberikan kontribusi bagi bangsa”, kata pernyataan pemerintah.
Para analis mengatakan bahwa perombakan itu bisa ditujukan menyingkirkan menteri dari koalisi Gusmao yang telah dituduh korupsi.
Gusmao telah berulang kali tertunda pengunduran dirinya, kata pengamat, ia mungkin mencoba memastikan skandal korupsi untuk ditangani sebelum ia mundur.
Dia menghabiskan bertahun-tahun bersembunyi di hutan sebelum ditangkap dan dipenjarakan di Jakarta. Namun, ia terus memimpin perjuangan untuk kemerdekaan dari balik jeruji besi.
Setelah jajak pendapat, mayoritas besar warga memilih merdeka dalam referendum yang didukung PBB tahun 1999, ia kembali ke tanah airnya sebagai pahlawan dan terpilih sebagai presiden pertama negara itu tahun 2002, dan sebagai perdana menteri sejak tahun 2007.
Dia dipuji karena mengatasi berbagai krisis di tahun-tahun awal kemerdekaan negara itu.
Pada masa pemerintahannya, Gusmao mendesak rekonsiliasi, membujuk milisi pro-Indonesia yang terlibat pembunuhan agar pulang ke Timor Leste.
Gusmao juga mengatasi ketegangan komunal setelah krisis tahun 2006, ketika para tentara dipecat dan melakukan pemberontakan yang memicu kekerasan antar faksi yang menewaskan puluhan orang dan memaksa 150.000 ke kamp-kamp darurat.
Sumber: ucanews.com

PAUS FRANSISKUS MENGAKUI KORUPSI DALAM GEREJA KATOLIK

Paus mengakui korupsi dalam Gereja

22/01/2015
Paus mengakui korupsi dalam Gereja thumbnail

Paus Fransiskus mengatakan bahwa ada orang-orang Katolik dan lembaga-lembaga dalam Gereja Katolik yang korup.
Berbicara kepada para wartawan dalam  penerbangan dari Manila menuju Roma pada  Senin, Paus mencontohkan pengalamannya tahun 1994 ketika ia sebagai uskup pembantu  di keuskupan agung Buenos Aires, Argentina.
Dia mengatakan dia pernah didekati oleh dua pejabat pemerintah yang menawarkan dia sesuatu yang menggiurkan.
“‘Anda telah melayani begitu banyak orang yang membutuhkan di sini termasuk orang miskin,’” kata Paus mengingat kata-kata kedua pejabat tersebut. Dia mengatakan mereka menawarkan uang setara dengan US $ 400.000 (lebih dari 4 miliar rupiah).
“Saya mendengar mereka dengan serius karena tawaran dana tersebut dengan angka yang begitu besar, tawaran itu tantangan bagi saya, bahkan seorang santo sekalipun. Mereka mengatakan, “Untuk melakukan ini, kami akan mendeposit dan kemudian Anda mendapatkan setengah dan sisanya untuk kami sendiri.’”
“Pada saat itu saya berpikir, apa yang akan saya lakukan: saya menghina mereka dan menendang mereka, atau saya bertindak konyol,” katanya.
Namun, Paus Fransiskus mengatakan ia memilih sikap sopan dengan menolak tawaran itu, seraya meminta para pejabat pemerintah tersebut menyumbangkan dana itu – dengan tanda terima.
“Kita harus mengampuni orang-orang Katolik ini, orang-orang  yang menyebabkan skandal dalam Gereja karena korupsi mereka,” katanya.
Paus juga membuat komentar di hari terakhir kunjungannya ke Filipina, dimana ia mendesak orang Filipina untuk “menolak segala bentuk korupsi”.
Sebuah laporan Bank Dunia  2008 mengatakan korupsi di Filipina adalah terburuk di Asia Tenggara.
Namun, negara itu telah berupaya mengatasi korupsi dalam beberapa tahun terakhir setelah beberapa skandal tinggat tinggi – termasuk skema “pork  barrel” dari kongres.
Filipina berada di peringkat 85 dari 175 negara di Transparency International’s Corruption Perceptions Index (CPI) tahun lalu.
Menurut media lokal, para uskup di negara itu pekan ini bertemu secara tertutup di Manila untuk membahas pesan Paus Fransiskus yang disampaikan selama perjalanannya di negara tersebut – termasuk masalah korupsi.
Uskup Agung Ramon Arguelles dari Lipa mengatakan kepada para wartawan setelah pertemuan itu bahwa para uskup harus melakukan “beberapa pencarian jiwa karena korupsi telah memasuki Gereja,”  demikian lapor Manila Standard Today.
Sumber: ucanews.com

Kamis, 29 Januari 2015

TIMIKA-PAPUA: FREEPORT PRODUKSI URANIUM SECARA DIAM-DIAM

Freeport Produksi Uranium Secara Diam-diam



Freeport Produksi Uranium Secara Diam-diamJayapura (ANTARA News) 14 Juli 2010 - Freeport diduga menggali bahan baku uranium secara diam-diam sejak delapan bulan silam, kata Yan Permenas Mandenas S.Sos Ketua Fraksi Pikiran Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua kepada ANTARA di Jayapura, Selasa, di ruang kerjanya.

"Kegiatan ini dilakukan secara tersembunyi dan telah berlangsung cukup lama," ungkapnya yang juga anggota Komisi C DPRDP.

Ia menambahkan, Freeport telah mencuri hasil kekayaan masyarakat Papua dan membohongi pemerintah dengan hasil tambang yang disalurkan lewat jaringan pipa-pipa bawah tanah.

"Selain emas, uranium juga diproduksi oleh Freeport," tambahnya.

Informasi ini menurutnya, didapatkan dari sejumlah masyarakat dan karyawan Freeport di Timika.

"Selain karyawan dan masyarakat, saya juga mendapat laporan dari sumber yang dapat dipercaya," tandasnya.

Hal ini sangat disayangkan mengingat pajak yang didapatkan dari perusahaan emas terbesar didunia ini, hanya berjumlah Rp30 milyar pada tahun lalu.

Mandenas juga mengeluhkan, bahwa dewan belum bisa bergerak karena terkendala masalah klasik, yaitu belum ada alokasi dana untuk turun ke lapangan.

"Kami belum bisa ke lapangan karena terkendala dana," katanya.
Editor: B Kunto Wibisono

Kamis, 22 Januari 2015

SEMUA PIHAK DIAM MEMBISU, KELAPA SAWIT DI WAMI DAN SIMA BERSENANG-SENANG MEMAKANNYA

SEMUA PIHAK DIAM MEMBISU, KELAPA SAWIT DI WAMI DAN SIMA BERSENANG-SENANG MEMAKANNYA
















Perusuahan Kelapa Sawit  PT.Nabire Baru (PT.NB), lewat Menagernya "Imam Basrowi, Menegaskan bahwa " Pihak PT.Nabire Baru, belum bisa melayani hal-hal menyangkut pendidikan, kesehatan dan program-program lain kepada pemilik ulayat. 
Direktur PT.Nabire Baru " IMAM BASROWI"
Hal itu disampaikan ketika pemilik ulayat mendatangi pihak PT.NB beberapa hari lalu, untuk menanyakan pihak perusahan yang terkesan tidak ambil pusing masalah pendidikan dan kesehatan dan hal-hal lain kepada pemilik ulayat suku yerisiam (Perjanjian awal akan diperhatikan pendidikan dan kesehatan).

Menurut Bos PT.NB, hal itu dikarenakan pihak perusahan belum mempunyai pos cadangan keuangan yang cukup dalam menangani hal-hal tersebut. Menurutnya masayarakat harus bersabar dulu, sampai ada hasil buah lewat areal Plasma kepada pemilik ulayat, baru cadangan keuangan akan disediakan banyak kepada pemilik lahan sawit.

"Kami pihak perusahan, sementara tidak mempunyai cadangan finansial yang cukup, untuk membantu saudara-saudara, tentang hal-hal yang dimaksudkan. Nanti, kalau lahan plasma sudah ada baru akan dana untuk kalian, kita sediakan biaya untuk kalian yang banyak pemilik ulayat", Tegas Imam Basrowi.

Hal ini membuat, pemilik ulayat sangat kecewa dengan pernyataan pihak perusahan. Menurut salah satu pemilik ulayat yang juga sebagai koordinator masyarakat kampung Sima dan sebagai salah satu  Ketua Koperasi Masyarakat kampung Sima distrik Yaur Nabire, " Yunus Monei". mengatakan bahwa, ini hal yang sangat tidak sesuai dengan tujuan investasi ini. Menurutnya; hal yang tidak bisa ditunda adalah; kesehatan, makan, minum, dan pendidikan. Kalau seperti begini kami akan bagaimana ???

Ketua Koperasi Masyarakat Kampung Sima " YUNUS MONEI"

Kondisi pemilik Ulayat Suku Besar Yerisiam kampung Sima Distrik Yaur Kabupaten Nabire-Papua.Yang lahan adatnya diserahkan kepada investasi sawit, kehidupanya selama lima (5) tahun sangat memprihatingkan. Harapan mereka akan investasi sawit yang akan membawa mereka mencapai perubahan di segala hal, jauh dari apa yang mereka harapkan.

Kesehatan, pendidikan, perumahan, air bersih, dan kebutuhan lainya, masih menjadi persoalan fundamental yang terjadi kepada pemilik ulayat.

Sekedar informasi perusahan sudah membuka lahan sawit, seluas 19.000 hektare, (sebelumnya dikabarkan melalui tulisan saya bahwa PT SAD, membuka lahan 8.000 hektar) di areal adat suku besar Yerisiam kampung Sima Distrik Yaur Nabire-Papua. Namun pemilik ulayat masih terus di bawah garis kemiskinan.

Sikap Pernyataan:
1. Kepada lembaga kemanusiaan segera menyikapi dan investigasi atas persoalan kelapa sawit PT SAD di Sima dan PT Nabire Baru di Wami. 

2. Segera Menarik kembali PT Nabire Baru dan PT SAD dari Kampung Wami dan Sima, Distrik Yaur Kabupaten Nabire Papua.

3. Kepada Gubernur Papua, Bupati Nabire, dan Pimpinan Agama segera memerintahkan agar Perusahan Kelapa Sawit MENIADAKAN DARI KABUPATEN NABIRE.

4. Arsip!



Peace


Dorbon di Papua!!




Minggu, 11 Januari 2015

MAYA SOETORO SIAP MEMBANTU PAPUA MELALUI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

Maya Soetoro siap membantu Papua lewat pendidikan


Maya Soetoro siap membantu Papua lewat pendidikan
Maya Soetoro, adik Presiden Amerika Barack Obama (istimewa)
 Pemerintah Provinsi Papua bersama masyarakat Papua mendapat kepercayaan dari Maya Soetoro dimana ada keinginan yang besar dari pihaknya beserta Presiden Universitas Hawai dalam mendukung program pendidikan dan kesehatan di Papua,"

Jayapura (ANTARA News) - Maya Soetoro adik dari Presiden Amerika Serika Barack Obama siap membantu Papua melalui program pendidikan dan kesehatan, kata Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe, SIP.MH.

"Pemerintah Provinsi Papua bersama masyarakat Papua mendapat kepercayaan dari Maya Soetoro dimana ada keinginan yang besar dari pihaknya beserta Presiden Universitas Hawai dalam mendukung program pendidikan dan kesehatan di Papua," ujarnya.

Gubernur menuturkan bahwa hal tersebut disambut baik oleh pihaknya dengan akan membentuk tim untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut. Dimana keinginan dari Maya Soetoro adalah agar Pemerintah Papua bisa mengirim putra putri terbaiknya untuk bisa mengambil gelar S2 dan S3 di Universitas Hawai dengan biaya yang murah atau sudah mendapat diskon.

"Tentunya tinggal bagaimana Pemerintah Provinsi Papua bisa merekrut putra putri asli Papua yang terbaik untuk diberangkatkan ke Hawai nantinya, sedangkan keterlibatan dari para bupati se-Papua sangatlah diperlukan dalam memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Papua," urainya dalam siaran persnya kepada Antara di Jayapura, Jumat.

Gubernur menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Papua akan melakukan MoU (Memorandum of Understanding) bersama pihak dari Maya Soetoro dan Universitas Hawai sehingga dalam MoU tersebut bisa jelas dilihat kesepakatan apa saja yang akan menjadi tanggung jawab pemerintah juga pihak Maya Soetoro dan Universitas Hawai.

"Tidak hanya itu, dalam pertemuan tersebut juga telah disepakati penanganan pendidikan dasar, pendidikan menengah dan perguruan tinggi," tandasnya.

Lebih lanjut Gubernur menjelaskan bahwa ada juga keinginan dari Maya Soetoro agar Pemerintah Provinsi Papua bisa membentuk suatu lembaga atau yayasan yang khusus menangani masalah pendidikan sehingga bantuan yang nanti d turunkan bisa langsung sampai kepada para pelajar malalui lembaga-lembaga tersebut. Pasalnya permasalahan pendidikan sudah menjadi perhatian khusus dari Maya Soentoro.

"Saya berharap hasil dari pertemuan ini akan menjadi kongkrit dan nyata, tidak hanya menjadi pertemuan biasa karena kapasitas dari Maya Soentoro selain sebagai adik kandung dari Presiden Amerika Baraq Obama, juga sebagai guru besar di Universitas Hawai. Apalagi Maya Soetoro telah menjadwalkan akan datang ke Papua pada tahun depan untuk melihat langsung penanganan pendidikan di lapangan secara langsung," pungkasnya.

Untuk diketahui, Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe, SIP.MH bersama Ketua MRP Timotius Murib, Waket I DPRP Papua Yunus Wonda, Waket Komisi C Carolus Boli dan Bupati Kabupaten Paniai Hengky Kayame melakukan pertemuan dengan Maya Soetoro di Hotel Seraton Daerah Istimewa Yogjakarta.
Editor: Tasrief Tarmizi

ANAK SMA DITEMBAK OLEH BRIMOB POLDA PAPUA (PELURUH TEMBUS PELURUH DIBAGIAN DEPAN DI DADA) DI GORONG-GORONG TIMIKA PAPUA sejak 10 Januari 2015

ANAK SMA DITEMBAK OLEH BRIMOB POLDA PAPUA


Anak Kepala Suku Mee di Timika, Meki Nawipa (19), dikabarkan ditembak, Sabtu pada 10 Januari 2015 waktu malam, oleh anggota Brimob Polda Papua. Polisi Brimob itu adalah polisi yang sedang berjaga-jaga di kawasan Gorong-gorong, Timika, Papua. Korban yang ditembak itu, kini sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika, Papua. Ayah dari korban penembakan, Piet Nawipa, ketika ditanya keluarga korban Sabtu malam, membenarkan informasi penembakan terhadap anaknya, sekitar pukul 20.00 Wit, di Gorong-gorong Timika, Papua. "Benar, anak saya dapat tembak dari anggota Brimob di Gorong-gorong, sekarang sedang di rawat di RSUD Mimika, kami sedang tunggu perkembangan," kata Piet.

Kronologi penembakan tersebut, kata Piet, sekitar pukul 19.30 Wit, anaknya bersama temannya makan mie bakso yang biasa dijual di Gorong-gorong. Anaknya sendiri membayar lunas harga mie bakso yang berkisar Rp. 15.000, sedangkan temannya hanya mampu membayar setengahnya karena tidak memiliki uang yang cukup. Karena uang tidak cukup, teman anak saya bilang kalau besok baru sisanya di lunaskan, tapi penjual bakso yang diduga aparat itu tidak terima dan minta harus dibayar sampai lunas. Karena anak saya juga tidak punya uang untuk bantu bayar, mereka sempat bersitegang dengan penjual bakso itu, dan ada yang melihat, kemudian pergi lapor ke aparat Brimob yang berjaga-jaga di Pos, dan langsung terjadi penembakan. Ketika beberapa anggota Brimob datang, Meki bersama temannya berusaha melarikan diri, namun aparat bukan justru berbicara baik, langsung melepaskan tembakan ke arah mereka. Dia kena pas di dada kanan, karena mereka terkurung di tengah, setelah dapat tembak anak saya datang ke rumah sambil pegang tempat tembakan, dan kami berhentikan mobil, dan langsung di antar ke rumah sakit.

Saat ini keluarga besar suku Mee sedang berdatangan ke Rumah Sakit untuk memastikan kondisi dan perkembangan kesehatan anaknya. Ayah korban juga belum tahu, apakah anak saya ditembak dengan peluru tajam atau peluru karet, kami akan terus memantau perkembangan dia.


Kapolres Timika, AKBP Jermias Rotini, S.Ik, ketika dikonfirmasi media ini, Minggu pagi, belum bersedia memberikan keterangan. Beberapa pesan singkat yang dikirim juga tak dibalas.

Sabtu, 10 Januari 2015

MEMORIAN: PANIAI BERDARAH PADA 8 DESEMBER 2014

MEMORIAN PANIAI BERDARAH
PADA 8 DESEMBER 2014


Kronologisnya: Pada subuh senin, 08 Desember 2014, kira-kira pukul 02.10 WP. Seorang anak lakik-laki bersama beberapa orang lainnya menjaga pondok natal yang didirikan oleh warga di pinggir jalan yang melintas Jalan Raya Enarotali-Madi.
Saat itu, sebuah mobil patroli Polres paniai dari arah Enarotali melintas menuju Madi. Mobil itu tidak menyalahkan lampu sebagai penerangan jalan.
Anak laki-laki yang menjaga pondok Natal itu menegur, ’’ woee, kalau jalan malam itu harus nyalakan lampu,” kata anak laki-laki itu.
Ternyata mobil itu ditumpangi Polisi.
Polisi yang sedang berpatroli tak menerima ungkapan tersebut. Mereka menuruni mobil dan mengejeknya dengan bahasa yang tak sedap didengar.
Anak tersebut dipukul dengan popor senjata. Anak itu pinsan.
Besoknya, Senin (08/12/2014), sekitar pukul 07:30 WP, warga Ipakiye melakukan aksi menuju Polres paniai di madi. Dalam perjalanan itu, dihadang oleh apart Polisi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Tim Khusus 753 yang berada di paniai Papua.
Sebagian warga telah berkumpul di lapangan sebak bola Karel Gobay, Enarotali. Mereka mulai berkomunikasi dengan aparat kepolisian dan brigadir mobil yang ada disitu. Tetapi, tidak ditanggapi.
Karena kecewa, warga yang berkumpul dilapangan sepak bola Karel Gobay mengambil batu di sekitar mereka dan melempari kantor koramil yang letaknya depan lapangan. Juga mobil dalmas yang dikemudikan para petugas patroli tanpa lampu penerang tersebut dihancurkan masa.
Aparat gabungan Tim Khusus 753, Brimob dan polisi menyikapi ekspresi kekecewaan warga dan menembak ke arah massa aksi yang berkumpul dilapangan Karel GHobay, Enarotali.
Tindak aparat ini menewaskan empat (4) warga sipil dan sebelas (11) warga lainnya mengalami luka berat.
Wakil Bupati Kabuapten Paniai, Drs. Yohanis You, M,Si, yang mendatangi tempat kejadian perestiwa (TKP) untuk bernegosiasi dengan gabungan militer, ditodong dengan senjata. Wakil Bupati pun pulang tanpa mampu berbuat apa-apa.
Sekitar pukul 09: 00 WP, korban tembak mati bertambah dua sehingga seluruhnya ada enam.
Salah satu dari korban tembak, Yulian Yeimo, akhirnya meninggal dari rumah sakit saat menjalani perawatan medis.
Keluarga korban bersepakat untuk tidak mengubur 6 mayat hasil penembakan gabungan TNI 753, Brimob dan Polisi.
Mereka memutuskan menunggu kedatangan kapolda dan kodam Papua untuk mempertanggungjawabkan tindakan anggotnya. Mayat dijejer di lapangan Karel Gobai.
5 orang yang ditembak mati dan sudah bias dipastikan, oleh gabungan militer Indonesia, 17 orang lainnyaluka tembak dan kritis.
SATU: Simon Degei berusia 18 Tahun. Ia sekolah siswa di SMA Negeri I Paniai dan saat ini berada di kelas III. Ia di tembak mati ditempat dan saat ini masih dijejer bersama mayat lainnya di lapangan sepak bola, Karel Gobai.
DUA: Otianus Gobai. Ia berusia 18 Tahun. Ia siswa SMA Negeri I Paniai kelas III, mengenakan baju sekolah, osis. Ia ditembak mati di tempat.
TIGA: Alpius Youw berusia 17 Tahun. Ia juga adalah siswa SMA Negeri I Paniai kelas III. Tampak di foto, dia menggunakan baju olahraga biru. Bersama tiga korban lainya, dia ditembak mati ditempat.
EMPAT: Yulian Yeimo berusia 17 Tahun. Ia siswa SMA Negeri Paniai. Saat ini, berada di kelas I. ia meningga di RSUD Paniai.
KELIMA: Abia Gobai berumur 17 tahun. Ia juga siswa SMA Negeri Paniai. Seperti 3 rekan yang lainnya, ia berada di kelas III. Abia ditemukan tewas di kampung kogekotu, sebelah lapangan terbang, sekitar 400 meter dari kantor Porles Paniai. Mayat Abian Gobai telah dibawa ke rumah oleh keluarga. Mayatnya tidak dijejer bersama mayat empat rekannya di lapangan sepak bola Karel Gobay.
Keenam: Ada penambahan korban. Dua mayat, baru ditemukan. Jasatnya belum dipastikan. Dikarena kan, jaringan Telkomsel yang tidak aktif, sehingga tidak bisa berkomunikasi.
Sementara 17 orang luka-luka kritis oleh karena, pukulan dari popor senjata dan tembakan. Mereka masih dirawat di RSUD Paniai di Madi. Yaitu:
1. Oni Yeimo (Pemuda), 
2. Yulian Mote (25 Tahun, PNS),
3. Oktovianus Gobai (Siswa SMP kelas I),
4. Noak Gobai (Mahasiswa di STIKIP Semester V),
5. Bernadus Magai Yogi (Siswa SD kelas IV),
6. Akulian Degei (Siswa SMP kelas I),
7. Agusta Degei (28 Tahun, Ibu Rumah Tangga),
8. Andarias Dogopia (Pemuda),
9. Abenardus Bunai (Siswa SD kelas IV),
10. Neles Gobai (PNS),
11. Jerry Gobai (Siswa SD kelas V),
12. Marice Yogi (52 Tahun, Ibu rumah tangga),
13. Oktovianus Gobai (Siswa SD kelas V),
14. Yulian Tobai (Satpam RSUD),
15. Yuliana Edowai (Ibu rumah tangga),
16. Jermias Kayame (48 Tahun, Kepala Kampung Awabutu),
17. Selpi Dogopia (34 Tahun),

Pernyataan Sikap:
Peristiwa Papua berdarah berawal dari 19 Desember 1961 saat Operasi Trikora. Dimana, telah melakukan pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan kepada rakyat Papua Barat yang pro-kemerdekaan Papua Barat.
Peristiwa, tragedi atau gejolak Papua terus berlanjut hingga 1 Mei 1963 saat penyerahan administrasi Papua Barat kepada Indonesia melalui Badan Perwakilan PBB, UNTEA. Sejak itulah operasi demi operasi militer guna mensituasikan Papua sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) telah melakukan genosida, pelanggaran HAM berat kepada orang asli Papua.
Hingga hari ini terus terjadi. Terbukti dengan situasi yang dibuat, dipicuh oleh Militer Indonesia.
Dua bulan terakhir ini tercatat bahwa tiga orang warga sipil di Dogiyai yang ditembak di kaki hingga mengalami lumpuh. Sementara 10 orang aktivis dipenjarakan di Polres Nabire hanya karena menyuarakan kebenaran dan dikenakan Pasal 160, 106, dan 55 secara sepihak tanpa ada koordinasi seimbang dari korban. Hal yang sama, enam orang aktivis di Kaimana ditahan, yang sebelumnya sekertariat KNPB digrebek oleh Polisi Indonesia. Rumah warga sipil dibakar, beberapa warga sipil ditahan, hanya karena tidak mampu mengejar TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat). Tragedi Paniai Berdarah, seperti pada materi di atas. Dan Delapan orang aktivis ditahan tanpa alasan di Dok VIII, Jayapura, pada tanggal 9 Desember 2014 waktu sore Papua.
Dengan demikian, kami Aliansi Mahasiswa Papua Komite Pusat menuntut:
1. Rezim Jokowi-JK HARUS Bertanggung Jawab Atas Tindakan Pelanggaran HAM Berat oleh TNI/POLRI di Tanah Papua, Khususnya di Kabupaten Paniai yang telah Menembak Mati 6 Warga Sipil dan 17 belas luka-luka.
2. Tarik Militer Organik dan Non-organik Dari Seluruh Tanah Papua. Karena, Ada Sebagai Pelaku Pelanggaran HAM di Tanah Papua.
3. STOP Pengiriman TNI/POLRI ke Tanah Papua dan Penambahan Kodam, Pos-pos Militer lainnya.
4. STOP Pengejaran dan Penangkapan Tanpa Bukti Fakta Pelanggaran.
5. HAPUS UU Penanaman Modal Asing di Tanah Papua. Karena, Awal Mula Malapetaka Pelanggaran HAM di Tanah Papua.
6. Melalui Jokowi-JK, Indonesia STOP Menutupi dan Mengalihkan Persoalan HAM dengan Pendekatan-Pendekatan Nasionalis-Sosialis, Penipuan Publik.
7. STOP Penipuan Kepada Rakyat Papua Barat Melalui Paket/Produk Kebijakan Indonesia yang Sepihak, HAPUS UU. NO 21 Tahun 2001 Tentang Kebijakan Otonomi Khusus.
8. Buka Ruang Demokrasi di Tanah Papua dan Berikan Akses Jurnalis Internasional Seluas-luasnya Untuk Melakukan Kegiatan Jurnalis di Tanah Papua.
9. Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri Bagi Orang Asli Papua sebagai Solusi Demokratis.
Demikian pernyataan sikap kami, secara tegas dan terus akan kami tuntut, mohon pantauan semua pihak dan kerja samanya yang baik, kami ucapkan terima kasih.

Kolonialisme, Hapuskan!

Militerisme Kolonial, Lawan!

Imperialisme, Akhiri!

Salam Pembebasan!

Salam Revolusi!


Oleh DT: Messi: AMP!!



Senin, 08 September 2014

TRIBUTE TO JOHM ONDAWAME: A FIGURE OF WISDOM FOR WEST PAPUA'S


Tribute to John Ondawame: ‘A figure of wisdom for West Papuans’

Benny Wenda and John Ondawame
Benny Wenda (centre) meeting with Dr John Ondawame (left) and Andy Ayamiseba from the West Papua National Coalition for Liberation in Vanuatu. Image: Free West Papua Campaign
Free West Papua Campaign founder Benny Wenda has written a tribute for fellow independence leader Dr John Otto Ondawame who died after suffering a heart attack in the Vanuatu capital of Port Vila on Friday.
Dr Ondawame, from the Amungme tribe in Mimika regency in Indonesia’s Papua province, was the vice-chairman of the West Papua National Coalition for Liberation.
He was in his 50s and is survived by his wife and son. Wenda’s message of condolences:
Dear all,
Today is a very sad day for my people as we received the news of the passing of a true West Papuan leader and freedom fighter, Dr John Otto Ondawame, the vice-chairman of the West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL).
I would like to pass on my deepest and sincerest condolences to the family of Mr. Ondawame on this day of such grief and mourning for all us Papuans and Melanesians around the world.
I myself knew John and we met several times to share sentiment for a Free West Papua and help to bring together a united voice for the West Papuan people.
He was always an incredibly strong and charismatic leader, putting his people before his own life.
Forever an outspoken Papuan leader, John was persecuted by the Indonesian military and forced to spend about half his life in exile in Sweden, Australia and finally Vanuatu where he died today. His incredible Free West Papua sentiment was undying and until his death, he firmly believed that one day our people will be free.
It has brought me such great sadness to learn of his death and today and I feel a strong sense of grief and sorrow for the passing of a true friend and fellow Papuan who gave inspiration to us all.
Throughout my life, I have learned a lot from John’s teachings and as my elder, he is someone I have always looked up to as a figure of wisdom for West Papuans.
John reminded us all that no matter which tribe we come from, what group we belong to or what our name is, we are all Papuans and we all share the same dream and ideal of a Free and Independent West Papua, uniting us all in one voice for our struggle.
John’s contribution towards a Free West Papua was both truly ground breaking and inspiring.
He has been an important part of our struggle from its beginnings, devoting his entire life to the liberation of our people.
West Papua had been waiting to be acknowledged as a part of the Melanesian family of nations for over 50 years and this year John help to make history by leading WPNCL into an application to join the Regional Melanesian Spearhead Group (MSG).
This year, for the first time, the application was warmly welcomed by all the fellow Melanesian nations and we Papuans were finally greeted back into our ancestral Melanesian family with our fundamental rights to self-determination also acknowledged by the MSG.
Among John’s other incredible achievements in the struggle, by helping us to finally cross the bridge and be accepted by our family as fellow Melanesians; John made one of the greatest contributions towards a Free West Papua.
I will forever greatly miss John and his incredible spirit and passion for our country.
I am fully confident that this spirit will never die and that it will continue to enlighten and inspire my people, especially the youth, for continuing to peacefully campaign to finally liberate our nation from colonial rule.
I would like to give my dearest thanks and tribute to John for his outstanding commitment and courage in helping our people to be free.
May you Rest in Peace, Dr John Otto Ondawame, you have contributed your entire life to the freedom of our people.
We mourn the loss of your life, but we will remain confident and assured that with such strong support from around the world as you gave and the unity you preached, one day we will all sing and smile together in a Free West Papua
Benny Wenda
Free West Papua Campaign founder
Chairman of Demmak (the Koteka Tribal Assembly)