Senin, 02 Juni 2014

UMAT BERDOA ROSARIO DISERANG, DIANIAYA DAN DIBUBARKAN OLEH SEKOLOMPOK ORANG BERJUBAH


Umat berdoa Rosario diserang, dianiaya dan dibubarkan oleh sekelompok orang berjubah

30/05/2014 Umat berdoa Rosario diserang, dianiaya dan dibubarkan oleh sekelompok orang berjubah thumbnail
Ilustrasi

Umat Katolik yang sedang berdoa Rosario di Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Julius Felicianus di  Desa Tanjungsari, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diserang, dianiaya dan dibubarkan oleh sekelompok orang berjubah.
Julius juga dikeroyok gerombolan orang tak dikenal itu. Penyerangan dan penganiayaan ini terjadi ketika rumah Julius dipakai untuk doa Rosario. Doa Rosario ini adalah kegiatan rutin umat Katolik secara bergantian dari rumah ke rumah pada setiap bulan Mei, yang adalah Bulan Maria.
Julius mengatakan, awalnya dirinya tengah berada di kantor mengikuti acara doa bersama antar umat beragama. Di tengah acara ia ditelepon anaknya yang memberitahu bahwa rumahnya yang tengah dijadikan tempat ibadah diserang oleh sekelompok orang.
“Anak saya telepon kalau rumah diserang, lalu saya bersama 3 teman langsung meluncur ke rumah,” ujar  Julius Felicianus di Sleman, Yogyakarta, Kamis (29/5/2014) malam.
Sesampainya dirumah, Julius mendapati kondisi rumah seperti jendela sudah dalam keadaan rusak. Sementara suasana sudah sepi dari penyerang. Dia juga melihat beberapa motor milik umat yang terparkir di halaman dalam keadaan jatuh.
Selang 10 menit kemudian, belasan orang yang mengenakan jubah kembali datang. Mereka datang mengendarai sepeda motor. Mereka lalu menganiaya Julius dengan memukuli dan menginjak-injak.  Kepalanya mengalami sobek akibat ditimpa dengan pot.
“Mereka juga menimpa kepala saya dengan pot dan memukul bahu saya dengan besi,” jelas Julius.
Julius menuturkan, penyerangan ke rumahnya terjadi sebanyak 2 kali. Penyerangan pertama terjadi pukul 20.30 WIB dan penyerangan kedua terjadi pukul 21.20 WIB. Julius mengaku tidak hanya dirinya yang dipukul, tapi juga umat yang saat itu melakukan doa Rosario yang juga mengalami penganiayaan.

0530gKondisi Julius Felicianus setelah diserang (Foto)
Bahkan salah satu wartawan Kompas TV, Michael Aryawan, yang datang untuk meliput dipukul di kepala dan wajahnya. Pelaku yang berjumlah 4 orang itu langsung merampas handycam.
Menurut Julius, ada dua orang yang dikenalnya yang melakukan penyerangan. Mereka tinggal tidak jauh dari desa tersebut. Saat ini kasus penganiayaan ini tengah ditangani kepolisian.
Polisi buru pelaku
Kepolisian DIY menyatakan akan menindak tegas pelaku pembubaran acara agama, penganiayaan umat, dan perusakan rumah  pada Kamis malam 29 Mei 2014.
“Kami sudah mengetahui beberapa orang yang melakukan penganiayaan dan perusakan rumah milik Julius. Nama-nama beberapa pelaku sudah kami peroleh. Poliis sedang mengejar mereka,” kata Kabid Humas Polda DIY AKBP Any Pudjiastuti kepada VIVAnews, Jumat 30 Mei 2014.
Polres Sleman dibantu Polda DIY telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan dari pemilik rumah dan beberapa jemaah yang sama-sama menjadi korban. Hingga saat ini polisi belum mengetahui motivasi pelaku penganiayaan terhadap umat tersebut.
Sementara Julius mengatakan tahu identitas beberapa pelaku penganiayaan jemaah. “Salah satu pelakunya tetangga saya sendiri. Dia mengontrak rumah tepat di depan rumah saya,” ujar dia.
Selain Julius, para jemaah lain yang sedang khusyuk berdoa juga menjadi korban penganiayaan sehingga harus dirawat di rumah sakit. “Ada ibu-ibu yang dipukuli,” kata dia.
Sumber: liputan6.com, detik.com, vivanews.com

MENGEMBALIKANM RAHIM ASLI "PAPUA"



MENGEMBALIKAN
RAHIM ASLI “PAPUA”



Kehidupan merupakan indetitas keberadaan seseorang  yang telah  ada sejak dilahirkan. Kehidupan menjadi dasar  hubungan seseorang dengan sang pencipta, Yesus Kristus. Identitas keberadaan seseorang  adalah pewahyuan dari Allah sendiri.  Allah mewahyukan manusia  agar manusia  mampu menemukan  apa yang  menjadi  keluhuran hidupnya. Hak hidup, hak untuk  berbuat “sesuatu yang baik dan benar”, hak untuk berpendapat, hak untuk bebas merdeka dari suatu keterikatan atau suatu  kekuasaan merupakan keluhuran Allah yang diberikan kepada setiap pribadi manusia atau dan kelompok  manusia. 
mengenal  prinsip moral:, keluhuran martebat manusia, HAM, kesejahteraan bersama, solidaritas,subsidiaritas, kepberpihakan kepada kaum miskin dan lain- lain. Semua prinsip- prinsip tersebut ini merupakan satu- kesatuan yang tak terpisahkan dalam  kehidupan manusia. Keluhuran martabat manusia, Ham, Kesejahteraan bersama, Solidaritas, Subsolidaritas dan keperpihakan terhadap kaum miskin adalah wahyu Allah yang tercurah kerena sebagai mahkluk yang paling sempuran.
Kitab Suci Perjanjian Lama menceritakan  kisah perjalanan bangsa Israel sangat  mendetail. Terutama dan utama  tentang penjajahan yang begitu brutal terhadap  bangsa Israel. Bagaimana umat Israel  diperbudakan, ditindas dan  disiksa secara lansung oleh  pemerintahan Mesir yang pada saat itu dijabat oleh  Firaun. Berbagai hal kekerasan yang  dilakukan Firaun terhadap umat Israel merupakan kejahatan yang tidak bias dibenarkan. Kerja rodi ( kerja paksa) dan pembunuhan terus berjalan tanpa ada kebebasan yang diberikan, dirasakan  oleh umat Israel. Kerja paksa dan tindakan pembunuhan tak pernah berhenti. Demi kepentingan raja dan bangsa Mesir Umat Israel  dijadikan sebagai burunan budak.
Dalam kitab Kej 1:11 menunjukan mekanisme kekerasan seperti Bangsa Israel dipaksa membangun  bagi Firaun kota berbekalan, selain itu dibangun juga sebuh patung besar berwajah dan berbadan Firaun. Dengan tindakan kejam Bangsa Mesir menyuruh dan memaksa Umat Israel bekerja. Selanjutnya dalam ayat 14, dipaparkan demikian “dengan kejam orang mesir memaksa orang Israel Bekerja dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat yaitu mengerjakan Tanah liat dan batu bata. Perbagai pekerjaan dipandang, diperhatikan tidak ada kelonggaran yang dengan paksaan orang Mesir kepada mereka untuk tetap bekerja keras”.
Walaupun dijajah dan dianiayai Raja Mesir, Umat Israel teru berkembang, keturunan bangsa Israel semakin bertambah pesat bahkan melebihi bangsa Mesir. Sehingga Firaun menyuruh bidan- bidan membunuh anak laki- laki yang dilahirkan dari perempuan Israel. Tetapi Allah Israel selalu menyelamatkan  bayi yang dikandung dan umat israel semakin bertambah hingga melebihi orang Mesir. Akhirnya tampil seorang tokoh, seorang Nabi yang kemudian membawa Umat Israel keluar dari tanah dan perbudakan Mesir. Musa adalah  orang dipercayakan  oleh Allah untuk menyelamatkan UmatNya. Allah sendri mengutus dan memberi Rahmat kepada Musa sebagai prantaraNya untuk menyelamatkan  bangsanya keluar dari tanah Mesir dan pergi ke tanah terjanji, Tanah Kanan seperti yang dikatakan dalam kitab kejadian Bab12.
Kisah perjalanan umat Israel jika kita dapat mengaitkannya dengan perjalanan hidup bangsa Papua ada benang merah yang terhubung. Bangsa Papua memiliki nasib hidup yang hampir sama dengan perjalanan hidup  bangsa Israel. Masyarakat Papua mendapat perlakuan yang kejam, bangsa Papua hidup dan makan dalam kekerasan dan dalam pembunuhan. Bangsa Papua dijajah dengan tangan besi penyiksaan dan pembunuhan tidak terlepas dari kehidupannya. Berbagai  Negara dengan berbagai bentuk sistem penjajahannya dapat diterapakan  secara paksa terhadap keberadaan masyarakat. Inggris, Belanda, Jepang dan Idoonesia adalah negara- negara yang dengan  mementingkan wewenangnya dan kekuasaannya  yang semena menguasai dan menjajah Bangsa Papau secara brutal dan tidak secara manusiawi.
Penjajahan semakin kentara dan berlanjut setelah melalui PPRA yang penuh manupulasi atau penipuan yang berkepanjangan sehingga bangsa Papua bergabung dengan Indonesia, (NKRI). Setelah bergabungnya Bangsa suci ini dengan NKRI terjadi berbagai penjajahan di belahan bumi Papua. Masyarakat disiksa dan dibunuh seturut, semau kekuasannya. Pembunuhan terjadi di mana- mana tanpa memandang akar permasalahan tanpa mempertimbangkan hak hidup masyarakat.
Penjajahan dan pembunuhan yang tidak bermanusiawi sangat terlihat mata ketika pada masa kepemimpinan Soerharto sebagai Presiden dan masa kemiliteran yang dipimpin oleh Prabowo selaku Jendral Angkatan Darat. Pada  masa orde lama masa presidensial Soeharno ini diperintahkan pembasmian “pembunuhan” terhadap masyarakat Papua yang bertidak tidak seturut keinginan pemerintah negaranya. Pembunuhan semaikin memanas di pelosok tanah Papua yang dilakukan sendiri oleh negara Indonesia. Masyarakat terjepit dalam tindakan kekerasan, kekuasaan dan pembunuhan, tidak ada kebebasan dalam kehidupannya tak ada ruang gerak yang bebas.
Prinsip moral mengenai perkara- perkara social kemasyarakatan, prinsip moral menuntun refleksi dan tindakanku sebagai seorang calon imam.  Keluhuran martabat manusia adalah serupa dan secitra dengan Allah.

Perlakuan itu terus berjalan tanpa berhenti, sistem penjajahan tidak juga berhenti. Sampai sekarang ini  juga sistem penjajahan masih berjalan dan terus merajarela di bumi Papua ini. Memang dalam kenyataannya tidak terasa tetapi jika kita mengamati sedalam- dalamnya maka terlihat ada cara lain yang diguanakan oleh negara ”cara lembut”. Kenyataan inilah yang akhirnya mengubah wajah keagungan menjadi hitam dan rusak berantakan. Penjajahan yang dilakukan sangatlah lembut  melalui berbagai bidang: sosial, ekonomi, politik dan agama.


Ada banyak kasus yang membuktikan  kekejaman, kerusakan atas hak dasar masyarakat asli Papua. Kasus dalam bidang sosial, ekonomi dan agama,politik dan kasus yang sangat terpengaruh dalam kehidupan masyarakat Papua adalah dalam bidang sosial, ekoonomi dan politik. Oleh karena itu, lebih jelasnya dipaparkan sebagian kasus yang terjadi dan dialami secara lansung oleh masyarakat Papua.
Sejak awal abad ke- 20  ketika industrialisai berkembang dan merambah Papua, modernisasipun hadir. Berdasarkan data Pusat Informasi Palmerah Selatan, Jakarta 30-10-2013 menggugas tentang keadilan yang semakin jauh dari Asa. Bahwa Industrialisasi telah mengubah wajah Papua, dalam waktu kurang lebih100 tahun, dunia suku- suku asli di Papua berubah deratis. Sistem barter diganti dengan sistem pasar. Seperti yang terjadi di kota sorong, kota sorong gemerlap dan dikenal sebagai kota Migas.
Seperti yang terlihat di Kampung Kelamono, Klawana dan Maladuk di Distrik Klamono, rumah warga adat suku Moi Klabra terlihat sangat memprihatinkan. Emas Hitam yang puluhan tahun diolah “eksplorasi”  dari tanah nenek moyang mereka ternyata belum mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat. Perumahan masyarakat masih berupa gubuk panggung beratap nipah. Sebaliknya rumah warga pendatang justru lebih baik kondisinya.
 Perusahan PT Pertamina Field Papua yang beroperasi  dan  mengolah/ mengambil hasil Migas terus dipertanyakan dikemanakan hasil ulayat yang besar hasilnya bagi  masyarakat setempat, dalam realisasinya belum berjalan sesuai dengan kesepakatan Perusahan dan masyarakat. Terkait tuntutan masyarakat adat di Distrik Klamono ini, pihak Perusahan tuturnya “selalama Perusahan beroperasi hasilnya tersalur melalui bantuan dalam bentuk pertanggungjawaban sosial kepada warga adat setempat. Seperti beasiswa, bedah rumah dan pengerasan jalan”.
Tetapi dalam bentuk nyatanya tidak tersentuh tepat pada masyarakat hasilnya. Bahkan jika kita  membandingkan dengan  input perusahan dan juga mendapatan atau keuntungan yang  besar diperoleh oleh pihak perisahan sendiri ketimbang masyarakat. Jadi dalam kondisi ini masyarakat  diibaratkan seperti seorang anak kecil yang  disuap  atau diberikan sesuatu supaya tidak mengomel dan menangis.
Hal serupa dialami juga oleh warga Amungme dan Kamoro di Timika. Selain melakukan eksplorasi tambang emas dan kerusakan linkungan serta kehidupan sosial yang merupakan dampak hadirnya  eksplorasi tambang tersebut, wargapun belum tersinggut atau keluar dari kemiskinan. Bahkan mereka semakin terdesak ke pinggiran.
Begitu pula situasi yang terjadi di Merauke, tepatnya di Kampung Zaanegi yang terjadi eksplorasi hasil hutan (kayu, rotan).
 Kemiskinan yang terjadi  pada masyarakat Zanegi merupakan masalah structural yang dilakukan oleh perusahaan Medko,  Indonesia dan merupakan sumber modal dari dua Negara yakni  Cina dan Korea. Disini ditemukan berbagai kesusahan yang diterima dari hasil kehidupannya setelah masuknya perusahan Medko. Masyarakat mulai menerima berbagai imbas secara  lansung.  Kesusahan atau masalah yang dialami oleh masyarakat setempat bukan lagi masalah biasa tetapi sudah menjadi masalah serius.
Dari tayangan Tv dilihat berbagai lahan ditebang, hutan digusur. Kesepakatan yang  dibuat dengan baik dilanggar,  seperti kesepakatan  mengenai tanamam  sagu bahwa akan dilindungi dan  dihindari penebangan dan penggusuran. Selain itu  ada kesepakatan bahwa  akan diambil  beberapa anak muda setempat yang mempunyai skill yang bisa diperhitungkan untuk kemudian bekerja sebagai karyawan tetap dalam perusahaan.
Tetapi apa  yang  terjadi,  malah sebaliknya penebangan hutan sudah semakin liar  tumbuhan sagu yang sudah menjadi kesepakatan bersama untuk dilindungi semakin dirusak,  ditebang dan tidak dibayar.  Kesepakatan akan diambil beberapa keryawan sebagai pekerja perusahan. Akan  tetapi itu hanya berlaku hanya satu tahun setelah itu,  perusahaan mendatangkan karyawan luar lebih banyak sehingga semakin lama karyawan local terabaikan dan akhirnya dikeluarkan dan mengelurkan diri. Kesepekatan yang berlaku juga bahwa  perusahaan akan membayar  uang  tanah atau uang pribumi sebesar luas lahan yang mau dikelolah. Faktanya pembayaran sangat rendah dari luas tanah.
Dipanggil untuk ikut menciptakan memperindah dunia. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendri. Makhluk yang sangat membutuhkan orang lain atau sesamanya sebagai komplementer hidupnya, atau sering disebut manusia sebagai Coon politicon (manusia sosial).  Karena diciptakan oleh Allah yang teriniter, manusia dipanggil untuk menjadi serupa dengan Allah. Kesejahteraan bersama: pada prinsipnya,
 Gereja percaya bahwa barang- barang duniawi pada awalnya dimaksudkan badi semua, hak milik pribadi juga sah dan perlu namun tidak menghapus prinsip utama itu. Dengan kata lain hak milik pribadi merupakan turunan dari kepemilikan bersama. Solidaritas adalah keutamaan yang berasal dari hakikat social manusia sebagai makhluk yang secara radikal saling tergantung satu- sama lain, dari paham kesejahteraan bersama. Disini ada keterikatan untuk saling membantu dan menolong serta saling mendukung. Subsidaritas merupakan Prinsip yang bertentangan dengan prinsip solidaritas, sehingga perlu dipelajari sebagai  bahan pertimbangan.
  Masalah- masalah seperti ini, menjadi perhatian umum . terlebih sebagai seorang imam. Sebagai seorang imam ia harus mampu memberikan suara keadilan terhadap masalah yang sedang hangat. Sebagai seorang imam  ia mampu menyuarakan suara  kesejahteraaan terhadap masalah yang menjadi pokok perhatian masyarakat. Sehingga masyarakat benar- benar merasakan dan menikmati kesejateraan dan keadilan. Karena kemiskinan merupakan virus terbesar  atau dosa terbesar dalam kehidupan manusia. Suara rakyat adalah suara Tuhan  untuk  itu apapun bentuknya penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia menjadi hukum utama.
Beginilah situasi yang dialami masyarakat Papua saat ini. Sistem modalisme, industrialisme, dan modernisme, terus merajalela menjelajah dan menjajah masyarakat Papua hingga pada kesempatan tertentu terjadi kemiskinan yang akhirnya bermuara pada kematian. Sistem kekuasaan yng dilakukan oleh Bangsa Indonesia akan terus berlanjut, jika tidak ada jiwa- jiwa muda yang  lahir dari rahim Papua yang mau menyuarakan suara rakyat “suara Tuhan”. Karena tindakan pemerintah Indonesia adalah penuh dengan kekerasan dan penjajahan, penganiayaan dan pembunuhan akan bertambah pesat di tanah Papau.



     



MELIHAT REALITA DI TANAH PAPUA



                                    MELIHAT REALITA DI TANAH PAPUA

                             OLEH: BELAU SAMUEL (KEUSKUPAN TIMIKA)
    
Kitab suci perjanjian lama ini merupakan suatu pembelajaran bagi maha siswa  yang telah mengikuti Tahun Orientasi Rohani (TOR) salah satu pembelajaran pembentukan kepribadian calon Imam Diosesan Regio Papua, dengan tujuan agar para Frater dapat berpikir secara baik, benar  dan kritis dalam  menghadapi realita masyarakat yang terjadi  di papua. pelajaran ini di berikan  oleh fr. Santon tekege Pr. Diberikan  dalam  dua bentuk yakni yang pertama  kami Frater diberikan teori kitab perjanjian lama yakni kejadian sampai kitab yosua, oleh beliau  berlangsung. Selama satu bulan Ini dimaksudakan agar kami dapat mengetahui masalah ketidak adilan bangsa Mesir terhadap bangsa Israel. Disana bangsa Israel di tindas oleh bangsa Mesir selama empat puluh tahun lamanya(40). Dan munculah seorang penyelamat bagi bangsa Israel yakni Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel ke padang gurun dan Yosua mengantikan musa dan memimpin bangsa Israel masuk tanah terjanji bagi Bangsa Israel. Dengan demikian sama hal pula dengan bangsa papua yang mana di tindas oleh bangsa indonesia  akhirnya terjadi kemiskinan, ketidak-adilan pemerkosaa wanita papua dan lain- lain terhadap masyarakat Papua. Materi yang kedua adalah para Frater diberikan  nonton filim yang berkaitan dengan ketidak adilan bangsa Indonesia terhadap bangsa papua. Agar  para frater bisa melihat realita yang terjadi di papua ini dengan baik dan benar.  

REALITA MASYARAKAT
Kenyataan dalam kehidupan bangsa Israel, dilihat dari gejala  kehidupan masyarakat yang  masuk dalam realita social adalah  membawa  angka realita yang di siksa di aniaya, keterlantaran, dan ketidakadilan oleh bangsa Mesir terhadap bangsa Israel yang semakin tajam. Dan akhirnya terjadi ketidak-adilan di tanah atau bangsa Mesir terhadap bangsa Israel. Ketajaman ini  terungkap dalam pelajaran kitab suci perjanjian lama yang diberikan oleh  Fr santon Tekege Pr. dan memberikan berbagai penjelasan untuk membuka cakrawala  dalam kedua pertanyaan yang muncul dan dialami dalam kehidupan masyarakat social, terlebih khusus masyarakat asli Papua.
Mengapa orang Papua mengalami masalah kemiskinan dan pemerkosaan, disiksa serta di aniaya oleh bangsa indonesia ?  Mengapa terjadi jurang pemisah antara orang Indonesia dan orang papua?. Dua pertanyaan ini menjadi dasar tuntunan bagiku untuk mencari  jawaban.  Oleh karena itu, jalan panggilanku ini yang menjadi tekad untuk kemudian mengubah keadilan masyarakat yang di tindas oleh bangsa indonesia itu.  Kemiskinan artinya ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan  hidup yang layak, seperti makan, minum pakaian, hidup damai, aman,  secara harkat dan martabat sebagai makluk ciptaan Tuhan. Berbagai lembaga membuat batasan tentang siapa yang bisa disebut miskin mutlak, miskin, dan hampir miskin. Karena itu kerapkali kita biasa dengar pepata yang mengatakan bahwa orang jatuh miskin karena malas dan tidak mau bekerja. Sementara orang menjadi kaya karena membanting tulang untuk kebutuhan sendiri  sedangkan disebut orang kaya kerana melalui pengetahuan. Tetapi sebagian besar orang yang paling keras adalah orang-orang miskin dari pada orang kaya.  Sama hal pula dengan Bangsa Israel yang selalu di tindas oleh Bangsa Mesir selama empat puluh tahun (40) di Mesir 
           Pengalaman kitab suci perjanjian lama merupakan pengalaman yang luar biasa dalam hidupku. Pengalaman ini membawa saya untuk  mengenal  kehidupan  masyarakat  di sekitarnya. Dengan pengalaman ini pula saya bisa mengetahui situasi dan masalah yang terjadi di realita hidup masyarakat papua.  Gereja merupakan sekumpulan dokumen yang dikeluarkan oleh  Tahta Suci atau hierarki Gereja Katolik mengenai perkara-perkara keadilan, kemiskinan, kemakmuran, ekonomi, pemerkosaan dan hubungan internasional. Untuk mengetahui persoalan tersebut, saya harus lebih dalam lagi mempelajari  pelajaran kitab perjanjian lama dan filim mengenai ketidak-adilan bangsa Indonesia tehadap bangsa papua yang di berikan oleh frater Santon Tekege Pr, ini dengan baik dan benar. Dengan bantuan beliau, saya bisa mengetahui  keadaan masyarakat yang memiliki kehidupan yang miskin, sederhana, dan pemerkosaa dari bangsa Indonesia kepada wanita papua. Dan pula hal-hal yang tidak di inginkan oleh bangsa  Indonesia terhadap bangsa papua yang kini terjadi seperti sama halnya dengan bangsa Mesir terhadap bangsa Israel.
  Melalui film dan interview ini saya dapat mengetahui semua perencanaan yang dilaksakan oleh orang-orang yang memiliki wewenang untuk membuat sesuatu yang seenaknya saja. Melihat film yang mengenai pemerkosaan terhadap wanita papua secara besar-besaran yang terjadi di masyarakat papua Barat maupun papua tengah.
Pelajaran kitab suci perjanjian lama ini sangat membantu, mendukung saya sebagai calon imam, maupun imam dalam menjalani hidup. Salah satu pelajaran bagi saya materi  mengenai  filim yang di berikan oleh  Frater Santon Tekege Pr yang membantu dan menampa ilmu saya  ialah  yang sudah kami jalani selama beliau menjadi Pembina TOR.  Pelajaran yang berkaitkan dengan ketidak-adilan  pemerkosaa dan menyiksa dari bangsa Indonesia terhadap bangsa papua.
Dari pengalaman  kitab perjanjian lama dan mengenai filim  yang saya nonton ini, saya  menyadari bahwa Tuhan begitu mencintai kepada bangsa papua yang mana mengalami masalah tersebut di atas dari Bangsa Indonesia. Dengan melihat pengalan diatas saya merefleksikan, namun saya harus berjuan terus – menerus dan mengembangkan diriku dengan pengetahuan- pengetahuan yang saya  dapatkan dari para Dosen, dalam hal ini ialah Fr Santon Tekege Pr. Oleh karena itu, sebagai ucapan syukur kepada Tuhan,  mau mengembangkan segala pengetahuan dan kemampuan untuk membantu masyarakat miskin, lemah dan tertindas oleh Bangsa Indonesia kepada bangsa papua, Ini juga menjadi salah satu wujud nyata dalam pelayanan sebagai seorang calon imam dan imam nantinya. Di tanah damai, tanah surgawi (the land of paradise) yang jatuh ke bumi ini.











KEBEBASAN SEBAGAI "KANAANNYA" ORANG PAPUA



KEBEBEBASAN SEBAGAI ‘KANAANNYA ‘
ORANG PAPUA
Oleh : Evas Kramandondo (Keuskupan Manokwari-Sorong)

Situasi Bangsa Israel dalam Kitab Suci Perjanjian Lama
Dalam Kitab Kejadian, tertulis bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Semua yang diciptakan Tuhan itu sempurna dan baik adanya menurut penilaian Tuhan dan bukan menurut penilaian manusia. Dalam hal ini, Tuhan menciptakan bumi dengan sangat sempurna. Daratan dan lautan, gunung dan lembah, hutan dan sungai, danau, tumbuh-tumbuhan dan hewan, serta segala sesuatu itu diciptakan dengan sangat sempurna. Tidak ada kekurangan apapun dalam proses penciptaan serta hasil ciptaan itu sendiri. Dengan sabdanya yang dahsyat Ia menciptakan semuanya itu termasuk kita manusia.
Manusia sebagai yang diciptakan paling terakhir merupakan makhluk yang paling luhur di antara semua ciptaan yang lain. Sebagai ciptaan yang luhur, manusia diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjaga, memelihara dan melestarikan ciptaan Allah itu. Maka sebagai manusia, siapa saja wajib melaksanakan tugas utama manusia itu semasa hidupnya. Tugas ini merupakan tugas paling pokok yang ditugaskan oleh Tuhan kepada kita manusia sejak pertama kali manusia diciptakan. Manusia wajib menjalankan tugas pemeliharaan itu, bukannya ciptaan Allah itu dirusak, dieksploitasi dan dikeruk hingga menyebabkan kerusakan yang besar pada seluruh aspek kehidupan yang telah diciptakan Allah dengan baik itu.
Bagi bangsa Israel, seluruh semesta alam semata-mata adalah karya Allah sendiri. Kepercayaan bangsa Israel ini tampak jelas pada puji-pujian yang dipersembahkan bangsa Israel dalam kitab-kitab Mazmur dan Kidung Agung. Mereka merefleksikan bahwa betapa luhur nilai tubuh manusia itu berdasarkan sejarah penciptaannya. Mereka meyakini bahwa manusia adalah makhluk paling luhur yang diciptakan Allah karena Allah menciptakan manusia seturut gambar dan rupa Allah sendiri.
“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kej. 1:26)
Kutipan teks Kitab Kejadian ini menunjukan bahwa harga diri manusia itu sangat tinggi dan tidak boleh diinjak injak karena manusia adalah gambar Allah yang Maha Tinggi itu sendiri.
Persepsi Bangsa Israel bahwa manusia adalah makhluk yang mulia dan Bangsa Israel adalah bangsa terpilih inilah yang membuat bangsa israel ingin keluar dari penindasan oleh Bangsa Mesir semasa pembuangan di tanah Mesir. Masakan sebagai bangsa yang dipilih, bangsa Israel harus ditindas oleh bangsa lain; masakan sebagai manusia yang luhur harus diperlakukan layaknya binatang.
Bangsa Israel benar-benar tertekan oleh situasi yang seperti ini. Ada suatu kerinduan untuk membebaskan diri dari penindasan itu, namun tak ada keberanian untuk itu. Padahal bangsa Israel adalah bangsa yang besar. Mereka memiliki kekuatan untuk bisa bebas, namun mereka tidak memiliki keberaian untuk keluar dari penindasan itu.
Hal yang membuat mereka tidak berani adalah bahwa mereka tidak memiliki angkatan perang yang mampu membela ketidakadilan yang terjadi dan tidak ada sosok seorang pejuang yang bisa mengobarkan semangat mereka untuk membebaskan diri dari penindasan itu.  Hari-harian ditindas pun menciptakan Trauma  yang cukup berat. Mereka menjadi takut untuk mencoba membebaskan diri dari penindasan. Hal ini terjadi terus-menerus hingga bangsa Israel hanya terjerat dalam ketertindasan.
Sebelum penindasan, Yusuf sebagai leluhur Bangsa Israel yang ada di Mesir membantu Firaun untuk memapankan pemerintahannya. Karena Yusuf seluruh tanah Mesir dapat selamat dari bencana kelaparan. Yusuf diangkat menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir. Namun kesuksesan ini hanya bertahan sebentar. Ketika Firaun yang baru muncul maka bangsa Israel ditindas. Penindasan ini berlangsung hingga Allah sendiri yang kemudian bertindak untuk bangsa Israel.
Kerinduan bangsa Israel untuk bebas dari penindasan ini akhirnya terjawab dengan kehadiran Musa. Musa muncul sebagai sosok pahlawan yang diutus Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari belenggu penindasan. Musa adalah orang Israel yang besar dalam keluarga Firaun. Meski dibesarkan oleh keluarga Firaun, ia tetap berpihak pada bangsanya. Ia sendiri dengan kuasa Tuhan berjuang menghadap Firaun untuk meminta pembebasan Israel dan menulahi Bangsa Mesir hingga akhirnya bangsa israel bisa bebas dan dituntunnyalah bangsa itu melewati padang gurun hingga sampai pada tanah terjanji (Kanaan).
Dalam perjalanan menuju tanah terjanji, bangsa Israel kerap kali berbuat dosa sehingga bangsa Israel harus menerima hukuman yang ditimpakan Tuhan atas mereka. Mereka harus menderita dan menanggung beban dosa yang telah diperbuat mereka. Penderitaan ini dialami bangsa Israel selama kurang lebih 40 tahun lamanya. Tuhan hanya mengijinkan anak-anak dari orang-orang Israel yang keluar dari Mesir itu yang bisa menikmati kebebasan di Tanah Terjanji. Dan terjadilah demikian, bangsa Israel bebas namun yang merasakan hal itu adalah anak cucu mereka yang lahir setelah Bangsa Israel keluar dari Mesir.

Bagaimana dengan Situasi Bangsa Papua?
Situasi orang Papua saat ini tidak jauh berbeda dengan situasi bangsa israel pada masa Perjanjian Lama dalam kitab suci itu. Yang berbeda adalah,  Apabila bangsa Israel mengalami penindasan di negeri orang, bangsa Papua mengalami penindasan di atas tanahnya sendiri.
Bangsa Papua dianugerahi sumber daya alam yang sangat kaya dan sangat melimpah. Papua adalah tanah yang diberkati Tuhan atau dalam bahasa kerennya akrab disebut “The Land of Paradisse”. Dalam perut bumi Papua terkandung mineral dan bahan tambang yang melimpah. Di atas kulit bumi Papua, tumbuh berbagai jenis tumbuhan yang indah dengan dihiasi sungai lembah, gunung, hutan dan danau yang spektakuler. Keindahan alam tumbuh-tumbuhan itu dihiasi dengan hewan-hewan indah yang hidup dan berkembang di dalam hutannya. Semua ini diperkaya dengan manusia Papua yang terdiri dari berbagai macam suku dan bahsa namun disatukan dengin ciri khas yang menjadi kekhasan manusia Papua yaitu hitam kulit dan keriting rambut.
Di atas tanah Papua yang kaya ini hidup dan berkembanglah manusia Papua. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah “Apakah orang Papua menikmati secara penuh haknya atas tanah yang kaya itu? Apakah manusia Papua sejahtera di atas tanah yang kaya itu? Apakah kekayaan itu menjanjikan kesejahteraan bagi anak cucu orang Papua di kemudian hari? Ataukah sebaliknya?”
Kekayaan bangsa Papua itu menarik sejumlah orang atau kelompok  dari bangsa lain untuk mengeruk, mengeksploitasi dan merampas kekayaan itu dari tangan Orang Papua. Orang Papua tidak diberi kebebasan sepenuhnya atas hak miliknya sendiri. Orang lain mengeruk kekayaan tanah Papua dan orang Papua hanya menjadi penonton. Hanya segelintir orang Papua yang bekerja sama dengan para pencuri itu yang mendapat imbalannya.
Kenyataan ini sama seperti halnya orang Israel ketika ditindas. Orang Papua menjadi sangat terpuruk. Dan banyak dari orang Papua sendiri yang menyebabkan keterpurukan bangsanya.
Bukan hanya alamnya yang dikeruk, tetapi juga orang-orang Papua sendiri ditindas. Pembunuhan dan penganiyaan orang Papua terjadi di sepanjang garis-garis tanah Papua. Darah penindasan orang Papua terus membanjiri Ibu Pertiwinya.
Papua sebenarnya telah merdeka/ “bebas” sebagai negeri yang berdiri sendiri sejak kurang lebih 50 tahun lalu, namun kebebasan itu tidak sepenuhnya ada di tangan bangsa Papua. Dalam perjalanan selama kurun waktu ini, sama halnya seperti perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Orang Papua harus berjuang mengalami penderitaan selama ini untuk menuju kebebasan penuh sebagai Kanaan-nya Orang Papua. Orang Israel bebas dari penindasan orang Mesir dan harus berjalan melewati banyak rintangan untuk menuju Kanaan. Orang Papua telah merdeka, namun belum memperoleh hak penuh atas kebebasan itu. Kekayaan Negeri Papua dikeruk habis-habisan. Penindasan terhadap bangsa Papua terjadi dengan sangat kejam tanpa ada pembelaan yang adil.
Persis seperti orang Israel, orang Papua memiliki kerinduan untuk bebas dari keadaan tidak bebas itu. Tapi mereka tidak punya keberanian untuk bertindak secara terang-terangan karena takut ditindas. Trauma yang mendalam akibat penindasan telah membunuh karakter orang Papua sebagai manusia sejati. Keberanian tidak ada lagi.
Orang Papua membutuhkan sosok seorang seperti Musa yang mampu menghantar mereka keluar dari keadaan ketertindasan ini. Ada banyak sosok-sosok Musa yang telah lahir namun ‘Musa-Musa’ itu tidak mampu menghantar bangsa Papua keluar dari penindasan dan ketidakbebasan ini. Lalu kapankah Musa yang sebenarnya itu muncul? Sebuah pertanyaan reflektif bagi kita.
Istilah ANIMHA (manusia sejati) dalam bahasa Marind dan MIGANI dalam bahasa Moni hanya tinggal kenangan. Manusia dengan martabat yang tinggi itu kini dinodai dengan cap-cap bahwa manusia Papua adalah orang yang bodoh, miskin dan kolot. Hal semacam ini yang kemudian membunuh karakter orang Papua untuk berkembang.
Orang Papua adalah bangsa yang istimewa. Dalam kekayaan adat istiadat dalam suku-suku di Papua, terkandung nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur. Warisan itu masih terbawa hingga sekarang. Manusia Papua adalah manusia yang cerdas. Sudah terbukti bahwa George Saa (dari suku meybrat) mampu memenangkan olimpiade sains tingkat nasional dan internasional. Banyak anak-anak Papua yang berhasil studi di luar negeri. Dalam hal ini orang Papua jangan dipandang sebelah mata. Orang Papua bisa menjadi bangsa yang ditakuti dunia, namun penindasan yang terjadi di Papua menjadi penghambat perkembangan orang Papua.

Kesimpulan
Setelah melihat kenyataan di atas jelas bahwa bangsa Papua sekarang sedang dalam peziarahan menuju kebebasan sejati (kanaan). Banyak penindasan dan kekerasan yang dialami bangsa Papua. Alam mereka dikeruk dan orang Papua sendiri ditindas dan ditipu agar tidak berkembang. Karakter orang Papua dibunuh dengan cap-cap negatif yang di tempelkan pada orang Papua. Oleh karena itu Papua merindukan sosok seorang Musa yang mampu menghantar bangsa Papua menuju kemerdekaan sejati. Merdeka atas apa yang menjadi hak miliknya dan juga merdeka untuk mengekspresikan dan mengembangkan diri. Hak-hak asasi Bangsa Papua harus dikembalikan.
Banyak manusia Papua yang dibesarkan oleh pihak yang menindas Papua namun tak dapat bangkit memihak dan memperjuangkan hak bangsa Papua sendiri. Maka setiap putra dan putri Papua hendaknya memiliki pendirian seperti Musa. Dibesarkan oleh penindas tapi berpihak pada bangsanya sendiri.
Orang Papua telah memiliki modal yang kuat. Kekayaan budaya mengandung banyak nilai-nilai yang bisa dipelajari sebagai strategi untuk menang atas penindasan. Orang Papua memiliki bakat yang variatif dan sangat baik. Manusia hitam kulit keriting rambut jangan diremehkan, mereka perlu diperhitungkan juga



*** Terima Kasih ***.