SPP-HAM Papua Besok Tanyakan Peristiwa 1 Mei 2013
Minggu, 12 Mei 2013
"Pada Senin besok, SPP-HAM Papua bersama sejumlah elemen lain akan bergabung dan menggelar aksi demo damai di Kota Jayapura," kata Ketua SPP-HAM Papua, Bovit Bofra, di Jayapura, Papua, Minggu (12/5/2013).
Ia mengatakan, bersama elemen lainnya ingin menanyakan sikap aparat keamanan (polisi) yang menembak beberapa warga di Aimas. Padahal informasi yang didapatkan pihaknya, warga di Aimas tidak melakukan perlawanan.
"Hal inilah yang ingin kami perjuangkan. Jangan ada lagi kekerasan yang menimpa warga, dan aksi demo damai besok itu akan melibatkan sejumlah organisasi dan masyarakat Papua pada umumnya," katanya.
Bovit juga mengimbau kepada segenap masyarakat mendukung aksi tersebut, dan menolak berbagai aksi kekerasan yang sering terjadi di Tanah Papua.
"Kami berharap aksi itu didukung oleh semua pihak, dan berharap agar tidak ada tindakan represif dari aparat keamanan terkait aksi damai pada Senin besok," kata Bovit.
Sekretaris Jenderal West Papua National Authority (WPNA), Marthen Manggaprow, juga meminta kepada Pemerintah Provinsi Pusat dan Papua untuk menuntaskan masalah penembakan warga di Aimas.
"Jangan biarkan masalah ini terus menjadi pertanyaan di tengah warga, dan ini merupakan perjuangan kami," katanya.
Kasus kekerasan di Aimas pada 1 Mei, bermula dari laporan masyarakat tentang adanya warga yang berkumpul dan diduga merencanakan pengibaran bendera separatis.
Aparat gabungan TNI/Polri dengan menggunakan dua mobil mendatangi lokasi itu, namun diserang warga dengan menggunakan senjata tajam hingga menyebabkan satu anggota TNI dari Koramil Aimas yakni Peltu Sultomi, mengalami luka serius di kepala.
Di pihak warga masyarakat Aimas dikabarkan dua warga tertembak hingga mati yakni Thomas Blesya dan Abner Makagawak, serta beberapa lainya luka-luka. Kemudian pada Senin (6/5/2013) malam, Nyonya Salomina Kalaibin salah satu korban luka tembak yang sempat dirawat di RSUD setempat, juga meninggal.
Terkait kasus itu, aparat kepolisian langsung mengolah tempat perkara sekitar perkampungan di Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat, dan berhasil menemukan barak yang diduga sebagai tempat pelatihan anggota OPM, bendera bintang kejora, dan sejumlah dokumen.
Wakapolda Papua Brigjen Paulus Waterpauw ketika dihubungi melalui telepon di Sorong, Jumat (10/5/2013), mengatakan, sebanyak 27 personel TNI dan Polri sedang diperiksa tim gabungan dari Polisi Militer Kodam XVII Cenderawasih dan Propam Polda Papua.
Ia mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap anggota itu perlu dilakukan untuk mengungkap apakah peluru yang menewaskan dan mencederai warga, berasal dari senjata yang dibawa anggota TNI dan Polri.
"Kami harus dapat memastikan apakah para korban terluka dan tewas akibat peluru yang ditembakkan anggota," katanya. (Sumber: Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar