Oleh
Santon Tekege**
KOPERAPOKA TIMIKA, News: Banyak pihak dikagetkan dengan
penembakan beberapa orang Mimika di Koperapoka Timika tadi malam pada
(27/8/2015).
Koperapoka
menjadi penuh berlumuran darah dalam acara pukul Tifa untuk menyambut suksesnya
meraih Doktor Orang Mimika pertama yaitu Dr. Leonardus Tumuka. Mereka merasa
bahwa acara pukul tifa ini penting dalam budaya khas orang Mimika. Hal itu dikarenakan
suksesnya seorang Mimika pertama sampai mendapatkan gelar Doktor. Masyarakat
Mimika melaksanakan acara pukul dengan situasi aman dan tenang tanpa gangguan
dari pihak mana pun. Mereka pusatkan acara pukul tifa di halaman Gereja Katolik
Koperapoka tadi malam. Tetapi Acara Syukuran Penyambutan akan dilakukan di
Hotel Grand Tembaga di Timika hari ini (28/8/2015).
Seperti
biasanya dalam acara pukul tifa, dijalaninya dengan penuh penghayatan dan
bersyukur dengan suasana batin yang aman dan damai. Hal itu yang diterapkan
sepanjang jalan Koperapoka dari ujung ke ujung. Ada banyak Orang Muda Katolik
(OMK) menjadi keamanan dalam acara tersebut. Orang muda itu betul menjalankan
tugas keamanannya dengan penuh bertanggungjawab. Tetapi aparat keamanan yang
berasal dari TNI Kodim 1710 datang mengacaukan acara pukul tifa tanpa alasan
apa pun dan menembak mati beberapa orang dan lainnya kena luka-luka tembakan di
Koperapoka Timika Papua.
Kronologis Versi Umat Gereja
Koperapoka
Acara
Pukul Tifa di adakan di halaman Gereja Katolik Koperapora Timika Papua tadi
malam. Dalam acara tersebut, dua orang tak dikenal latarbelakang statusnya
datang di tempat acara tersebut dalam keadaan Mabuk pakai kendaraan bermotor. Karena
kedua orang tak dikenal itu datang dalam keadaan mabuk sehingga masyarakat
menolak masuk ke tempat acara itu. Kemudian mereka dua (red pelaku penembakan)
masyarakat Mimika itu pulang dengan emosi dan penuh kemarahan kepada petugas
keamanan acara pukul Tifa itu.
Lalu
beberapa menit kemudian kedua orang tak kenal itu datang ke tempat acara pukul
Tifa itu. Ternyata masyarakat melihat bahwa kedua orang itu bawa dengan senjata
Lars Panjang dan sangkur pisau. Kemudian mereka dua (pelaku penembakan) tawar
menawar dengan penjaga keamanan. Tetapi dengan keadaan emosi dan marah-marah
mereka dua (pelaku penembakan) mendobrak paksa masuk dalam acara pukul tifa dan
mengacaukan situasi acara tersebut. Kedua orang itu (pelaku penembakan) todong
dengan pisau ke arah masyarakat Mimika di sekitar pusat acara itu. Bukan hanya
itu, mereka dua (pelaku penembakan) menodong dengan senjata Lars Panjang.
Akhirnya masyarakat mulai takut dan cemas. Acara pukul tifa mulai kacau karena
kehadiran orang tak kenal itu.
Kemudian
kedua orang itu (red pelaku penembakan) keluar dari tempat acara pukul tifa di
jalan raya. Dari jalan raya itulah, pelaku mengeluarkan tembakan ke arah
masyarakat dan orang-orang yang ada sekitar sepanjang jalan raya Koperapoka.
Kemudian banyak masyarakat Mimika lari ke sana ke sini karena takut kena peluru
senjata tajam. Para pelaku menembak ke arah masyarakat dengan peluru tajam
tetapi tidak mengenainya. Namun ada banyak orang juga yang kena peluru tajam
dan ada yang mati tewas di tempat. Nama-nama korban adalah
1. Imanuel
Mailmaur (23 tahun) tewas ditembak ditembak di tempat
2. Yulianus
Okoware (23 tahun) tewas ditembak mati di tempat
3. Marthinus
Apokapo (24 tahun) luka di pinggan kiri karena kena peluru
4. Marthinus
Imapula (25 tahun) luka di kaki kena tembakan peluru
5. Dan
masih ada yang mengalami luka-luka tembakan tetapi tidak bisa terdata karena
banyak aparat keamanan tidak mengijinkan mengambil data para korban di Rumah
Sakit Umum Daerah Mimika.
Kemudian
setelah mencari tahu siapa para pelaku penembakan itu, ternyata mereka berasal
dari Kodim 1710 yaitu Serka Makher dan Sertu Ashar. Aparat keamanan selalu saja
menjadi biang segala konflik dan kekerasan bahkan pembunuhan terhadap orang
asli Papua selama ini.
Penulis: Petugas
Pastoral Keuskupan Timika Papua.