Kamis, 30 April 2015

PENDEKATAN INDONESIA MELALUI BIDANG POLITIK MENJADI TANTANGAN MEMBANGUN PERDAMAIAN DI TANAH PAPUA



Pagi ini saya hendak membagikan akar persoalan dibidang politik. Persoalan dibidang ini menjadi tantangan bagi warga Indonesia. Dalam bidang itu, sehingga sulit untuk membangun nasionalisme Indonesia di Papua. Itu menjadi tantangannya sehingga kesulitan akan nasionalisme Indonesia di Papua sehingga pendekatannya dengan jalan kekerasan dan konflik. Makanya itu sulit membangun "Perdamaian di Tanah Papua".
Masalah-masalah yang berkaitan dengan politik yang menghambat perdamaian di Tanah Papua adalah:
1. Aneksasi kemerdekaan Papua Barat 1 Desember 1961;
melalui Trikora 19 Desember 1961;
2. Penyerahan secara sepihak oleh pemerintah
Belanda kepada PBB pada Tahun 1962;
3. Penyerahan Papua dari PBB kepada Pemerintah
Indonesia 1 Mei 1963;
4. Ketidakterlibatan Bangsa Papua dalam
kesepakatan Internasional ( New York Agreement
dan Roma Agreement );
5. Pelaksanaan PEPERA 1969 yang tidak sesuai
dengan praktek-praktek Internasional;
6. Dilakukan Kontrak Karya Pertama PT Freeport
oleh Pemerintah Indonesia dan USA secara sepihak.
7. Pelanggaran HAM terhadap Orang Asli Papua terus
meningkat di tanah Papua.
8. Marginalisasi bagi Orang Asli Papua di tanahnya sendiri.
9. Keruknya dan pencaplokan tanah-tanah adat dan hak ulayat
di tanah Papua.
Sarana untuk Membangun Perdamaian di Tanah Papua:
1. Orang asli papua merasa aman, tentram dan
sejahtera hidup di atas tanahnya serta mempunyai
hubungan yang baik dengan sesama, alamnya dan Tuhannya;
2. Tidak ada lagi stigma separatis/makar terhadap orang
asli papua;
3. Perbedaan pandangan tentang status politik Papua
telah diselesaikan;
4. Sejarah Papua diluruskan tanpa rekayasa dan manipulasi;
5. Orang asli Papua selalu dilibatkan dalam kesepakatan
-kesepakatan yang berkaitan dengan kepentingan dan
masa depan rakyat Papua;
• Akar masalah Papua sudah diselesaikan secara tuntas
dan menyeluruh dengan cara yang bermartabat
• Orang asli Papua hidup bebas tanpa intimidasi, diskriminasi
dan marginalisasi;
• Adat istiadat dihargai, dijunjung tinggi, diakui dan
dilegitimasi keberadaannya;
Semoga mencari jalan terbaik untuk membangun Perdamaian di Tanah Papua!!!!


Peace

Santon!!

Rabu, 22 April 2015

ANTARA NKRI HARGA MATI DAN PAPUA MERDEKA HARGA MATI, HADIRLAH DIALOG DARI JDP SEBAGAI SARANA UNTUK MENYATUKAN BEDA KONSEP INI


Bahan dasar untuk membuat cawat, untuk membuat selimut asli, untuk membuat pakaian asli, untuk membuat topi asli, dan untuk membuat tali koteka bahkan makanan dan minuman selalu bersumber dari hutan rimba Papua. Namun tanpa menyadari insdutri lokal yang ada di tanah Papua ini, Pemerintah Indonesia Papua Propinsi, Kota/Kabupaten dan para perusahan tambang maupun kelapa sawit menghancurkan semua tempat ini.

Semua tempat hutan dihancurkan tanpa mempertimbang kehidupan generasi masa depan. Mereka mengutamakan perut dan kenikmatan hari ini ketimbang utamakan anak-anak masa depan. Bahkan manusia yang mendiami pulau ini ditindas, dimarginalkan, ditangkap, dipenjarakan, dan dibunuh langsung maupun tersembunyi dari pulau ini. Untuk menyembunyikan semua kelakuan ini, aparat keamanan selalu mengunakan kata "DAMAI DAN KASIH". Padahal dibalik ungkapan ini menyembunyikan kedoknya. Target mereka adalah untuk menjajah dan penguasaan daerah ini untuk NKRI harga mati. 

Namun orang Papua yang tidak mau menerima kenyataan kelakuan aparat keamanan dan dari kaki tangannya ini (Pemerintah Indonesia, dan para kapitalis "perusahan tambang, kelapa sawit, dan perusahan pangan"), sudah berakar nasionalisme kepapuaan PAPUA MERDEKA HARGA MATI. Kedua pendapat ini terdengar di mana-mana di seluruh nusantara ini. 

Kini hadir konsep dialog untuk menghadirkan kedua pendapat dan kedua kelompok yang berbeda pikiran dan konsep agar dibicarakan bersama demi perdamaian di tanah Papua. Majukan dialog demi perdamaian ketimbang pertahankan konsepnya masing-masing lalu mengorbankan warganya yang tidak tahu apa-apa dari negeri ini.

By Romero Papua!